Dari total tersebut, sangat kecil kemungkinan sukses atau layak tanpa pendidikan. Tidak ada satu pun yang mampu menjamin setiap orang hidup layak lebih bagus dari orang lain. Tetapi pendidikan mampu memperbesar kemungkinan untuk dapat hidup layak dan sukses, memenuhi kehidupannya sendiri.
Lebih baik berpendidikan atau tidak berpendidikan? Contoh saja dalam menjadi seorang Direktur, peluang apa yang paling besar? Tentu selain kinerja dan rekam jejaknya, pendidikan yang tinggi menjadi faktor. Hal tersebut pasti menjadi pertimbangan. Manakah yang akan dipilih, seorang lulusan sarjana atau seorang lulusan magister?
Lalu bagaimana dengan sarjana yang menganggur? Ya itu, mengenyam pendidikan memperbesar kemungkinan mencapai kesuksesan. Namun, bukan sekadar sarjana, namun ilmunya. Masih banyak orang berpendidikan tinggi, namun naas tidak mempergunakan ilmunya, bahkan melupakan ilmunya.
Mendikbud Nadiem Makarim mengungkapkan, bahwa 80% lulusan tidak bekerja sesuai program studinya. Hal ini yang justru memperkecil kemungkinannya. Tetapi memang, dilihat dari faktor lain, 87% mahasiswa mengaku salah pilih program studi. Sehingga yang mereka tempuh selama 3 tahun lebih adalah bukan kemauannya, bukan bidangnya, atau bahkan hanya dijalani karena terpaksa.
Dari fakta tersebut, pendidikan masihkan penting bagi setiap manusia? Apakah pendidikan menjadi jaminan dalam meraih kesuksesan? Apakah pendidikan yang tinggi mempengaruhi keunggulan manusia tersebut dengan manusia yang lebih rendah pendidikannya? Apakah hal ini berlaku di seluruh dunia atau justru hanya berlaku di Indonesia saja? Setuju atau tidak, setiap manusia sama-sama memiliki mimpinya masing-masing dan hendak menggapainya. Namun sadarilah, masih banyak manusia yang memiliki mimpi terbatas karena ia tidak pernah tahu bahwa kehidupan ini tidak pernah terbatas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H