Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, selalu saja menjadi buah bibir masyarakat Indonesia, terutama Jakarta. Gubernur yang menjalankan tugasnya pasca Joko Widodo menjadi Presiden ini, terkenal dengan sikapnya yang ceplas-ceplos dan galak. Masih ingat tentu beberapa kali Ahok berdebat dengan legislatif, yaitu DPRD DKI. Ya, Abraham Lunggana (Haji Lulung) adalah rivalnya. Ibarat Tom & Jerry, mereka kerap saling tuding menuding dan tantang menantang. Tapi apa daya, tampilan di layar kaca menjadikan perseturan mereka sebagai lelucon.
Kini Ahok dalam kondisi buruk, karena kasus pernyataan lisannya, beliau dilaporkan dengan tuduhan penistaan kitab suci Al-Quran. Semenjak beliau hendak menjabat sebagai Wakil Gubernur, sudah terdengar isu surat Al-Maidah dalam memilih pemimpin. Padahal jika diperhatikan, Ahok sebagai Wakil Gubernur dan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Salah satu isu dengan surat Al-Maidah dilontarkan oleh pedangdut legendaris, bang Haji Rhoma Irama. Ketika itu di tahun 2012, bang Haji Rhoma Irama hendak di calonkan sebagai capres dari PKS. Kehadiran Rhoma Irama di rasa hanya sebagai hiburan dan lagi-lagi lelucon saja. Tetapi nyatanya ini adalah hal serius, kampanye bang Haji dilakukan dimana-mana, padahal belum waktunya pendaftaran.
Dalam sebuah talk show politik bertajuk "Memilih RI-1", Indosiar menyuguhkan acara Interupsi. Acara tersebut ditayangkan tidak tetap setiap minggunya, pukul 22.00, pukul 23.00, bahkan pernah pukul 00.00. Entah mengapa Indosiar tidak memberikan waktu yang konsisten, padahal pengambilan gambar sudah 2-3 minggu lamanya.
Berlanjut ke soal poligami, bang Haji juga mengatakan bahwa poligami bukanlah cacat norma, cacat hukum, dan cacat integritas, karena ia menjalankannya sesuai ajaran agama dan tertulis dalam kitab suci Al-Quran.
Berlanjut pada sesi membicarakan Ahok, bang Haji Rhoma Irama kerap menuturkan ayat-ayat yang melarang seorang Muslim memilih pemimpin kafir. Tidak hanya itu, bang Haji Rhoma Irama membacakan isi ayat tersebut dengan bahasa Arab dan terjemahannya. Dengan keras bang Haji mengatakan, "Ini bukan kata bang Rhoma, lho. Ini kata Al-Quran. Bukan saya yang ngomong, Allah yang ngomong." Penonton yang menyimak demikian terhanyut dalam lantunan-lantunan ayat Al-Quran yang begitu fasih bang Haji serukan.
Singkat cerita, seusai sesi bang Haji, dilanjutkan acara dengan menghadirkan narasumber-narasumber dari DPR-RI. Mereka tidak bahas perihal agama, bahkan minggu selanjutnya Ahok di undang sebagai narasumber tanpa ulasan soal agama. Ahok pun tampil dengan santun tanpa amarah dan karakter kasar seperti saat ini.
Bahkan, Ahok menuding media yang selalu menyoroti sisi tempramennya, sedangkan sisi lucunya tidak disorot. Karakter Ahok yang agamis juga sudah terlihat sejak dahulu, kala itu Ahok juga menyinggung perihal isi Alkitab (Injil). Di sindir oleh Tina Talisa soal sifat kata "bajingan", Ahok menjawab bahwa itu sudah cukup halus. Ahok berkilah, kata "bajingan" tertulis dalam Alkitab, "Tuhan saja menggunakan kata bajingan", ujar Ahok.
Dari hal-hal di atas mengungkap serangan-serangan yang mengarah kepada Ahok semenjak dahulu. Menjadi Wakil Gubernur non Muslim adalah tantangan bagi dirinya. Di tengah masyarakat yang mayoritas Muslim, beliau di rasa begitu tangguh ketika memenangkan ajang Pilkada. Berlanjut hingga saat ini, serangan kembali meluap menjelang dirinya mencalonkan kembali.
Serangan 411/16 menjadi serangan terbesar kepada Ahok. Penyidikan selama 9 jam di Mabes Polri sudah dilakukan, 22 orang saksi juga dikerahkan. Ahok dijejali dengan 40 pertanyaan, bahkan Ahok merasa sangat lelah. Dalam konferensi pers 7 November 2016, Ahok hanya menjawab singkat dan ingin pulang. Wajah tanpa ekspresi tampak tak lazim pada wajah sang Gubernur DKI.
Ahok mungkin kuat dan tangguh, serangan-serangan yang mengarah padanya dahulu mampu ia buktikan. Namun sekarang, belum ada yang tahu. Proses penyelidikan sedang berlangsung dan dilakukan secara transparan. Apakah Ahok akan kembali lolos? Kita tunggu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H