Mohon tunggu...
Jojo Simatupang
Jojo Simatupang Mohon Tunggu... Guru - Sarjana Pendidikan | Guru | Penulis

Menjadi manfaat bagi banyak orang dan menjadi lebih baik setiap harinya.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Saya Hidup di Mana Awkarin jadi Panutan

28 Agustus 2016   01:33 Diperbarui: 29 Agustus 2016   11:42 2045
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Awkarin. Sumber: suratkabar.id

Gawai terkini selalu digunakan dan diperlihatkan, sebagai tanda ia adalah orang mampu. Belum lagi kendaraan yang menjadikan pelengkap kemapanan. Perhiasan dan rias juga menjadi tren masa kini. Awkarin contohnya, cukup memasang foto lipstik, orang-orang akan berbondong-bodong memberikan Like kepada fotonya, belum lagi mereka akan mencari barang seperti pada gambar tersebut.

Di media sosial sering anda temui remaja dengan kekasihnya begitu mesra, tak lain dengan berbagai pose yang tidak sesuai dengan norma agama dan kesopanan. Tidak lama terlihat anak SMP dipegang payudaranya oleh kekasihnya, bahkan teman-temannya. Ada pula yang berfoto ciuman bibir dengan kekasihnya. 

Hal yang paling sering remaja lakukan adalah mengumbar kisah asmaranya di lama media sosialnya. Ketika berpisah, tak ada ragu dan rasa malu bagi mereka, bahkan dalam kembali berhubungan, hal sama akan tetap dilakukan.

Cafe dan diskotek dengan hidangan bir semakin menjamur. Tamu yang berdatangan didominasi oleh remaja-remaja sekolah, maupun masih kuliah. Lucunya mereka datang beramai-ramai dengan waktu yang larut malam. Situasi yang tidak dapat dipungkiri, orang tua yang memberikan kebebasan tak terbatas kepada anak-anaknya. 

Pakaian mewah dan trendy kian menghiasi tubuh. Rias dengan patokan rias seperti Awkarin selalu dipersiapkan. Tidak lupa rokok sebagai penambah rasa gaul dan sebagai timer ketika nongkrong. Bir juga melengkapi agar memberi kesan rileks dan fly, sehingga begitu lepas dalam berekspresi.

Saya hidup dimana Awkarin menjadi pujaan. Entah saya demikian bingung dan kecewa, setelah saya tahu SMA Negeri 10 Bekasi mengundang Awkarin dalam sebuah pentas seni. Awkarin mendapat label artis yang dipuja remaja masa kini. Secara tidak langsung kita harus sadar, Awkarin yang kini diangkat menjadi tokoh, mampu menciptakan Awkarin-awkarin lainnya. Sisi kehidupan gaul Awkarin mampun mencuci otak remaja yang begitu apatis pada gaya.

Dampak hal ini akan semakin membuat remaja cepat dewasa. Pola pikir mereka yang terkesan dewasa, akan berbeda dengan dewasa murni. Mereka merasakan dewasa yang mereka alami adalah dewasa sesungguhnya, lain dengan dewasa yang tua dan kampungan. Pendidikan tidak bisa disalahkan, karena kontrol yang baik adalah banyak aspek.

1. Aspek keluarga: Keluarga seharusnya lebih terbuka dan mampu mengawasi anaknya. Terlebih dalam segala hal, bersahabat dengan anak mampu membuat anak percaya diri dam menjaga dirinya.

2. Aspek sosial: Sosial yang baik dimulai dari sosial yang terdekat, yaitu tetangga. Jikalau tetangga yang baik, kondisi sosial akan membaik. Keakraban yang diciptakan mampu memberikan rasa nyaman, sehingga anak tidak akan mencari pergaulan diluar. Kemudian merambah dengan teman-teman sekolahnya. Hal tersebut lebih terkontrol karena terpacu pada sekolah. Anak-anak tergabung dalam satu sekolah dan saling diketahui.

3. Aspek media sosial: Melarang konten porno tidak begitu berpengaruh untuk menurunkan pengakses porno di kalangan remaja. Justru hal-hal kecil yang menjurus kesana akan lebih berbahaya. Contohnya dalam cerita dewasa, sharing tentang gaya hidup, seksi, membangun tubuh yang indah, dsb lebih merangsang. 

Karena memang hal tersebut yang menciptakan naluri seks sebenarnya. Tanpa video porno, seorang wanita dengan tubuh seksi dan montok, akan menggiurkan. Apa lagi orang tersebut memakai pakaian seksi dan pergaulan bebas. Karena penonton porno takkan teringat hal tersebut jika sekelilingnya tak bertubuh seksi dan penampilan seksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun