Mohon tunggu...
Jojo Simatupang
Jojo Simatupang Mohon Tunggu... Guru - Sarjana Pendidikan | Guru | Penulis

Menjadi manfaat bagi banyak orang dan menjadi lebih baik setiap harinya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menelisik Pelacuran di Kota Jakarta

7 Mei 2016   02:09 Diperbarui: 7 Mei 2016   02:41 2357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Ilustrasi pelacur sedang beroperasi. Sumber: news.okezone.com"][/caption]

Bicara soal pelacuran yang begitu kontroversi bagi sebagian masyarakat, memang tidak akan pernah ada habisnya. Hal tersebut memang dikaitkan kepada beberapa aspek, yaitu norma agama dan norma adat istiadat. Kedua hal ini menjadi landasan pelacuran harus ditiadakan dan haram hukumnya. Jelas hal ini tertulis sebagaimana kitab suci adanya, zina bagi pasangan bukan suami istri adalah dosa.

Ingatkah pada sebuah lagu Kupu-kupu Malam yang dibawakan oleh Titiek Puspa? Lagu tersebut jelas menyatakan pelacuran itu siapa yang disalahkan siapa berdosa. Juga lagu itu menceritakan isi dari hati kecil seorang wanita tuna susila yang mencari nafkah dari profesinya sebagai pelacur.

Beberapa orang pelanggan saya wawancara perihal pelacuran, mereka mengaku seks sebagai kebutuhan, "karena setiap manusia diciptakan dengan nafsu, maka nafsu harus disalurkan, saya bayar dan kami senang", terang salah seorang pelanggan pelacuran.

Selain itu ada juga yang mengatakan "berhubungan intim dengan istri kurang menggairahkan, istri saya kurang memuaskan hasrat saya. Istri saya tidak seliar pelacur dan perlakuan pelacur kepada saya seolah lebih romantis dari pada istri saya", ujar pelanggan pelacuran lainnya.

Belajar dari sebuah pelacuran terbesar di Asia Tenggara, yaitu Doli, memang pelacurn disana sudah bersih, mereka sudah di bina untuk menjadi terampil, namun nyatanya, hal tersebut berhasil hanya kepada pelacur yang sudah tua dan tidak laku. Sementara pelacur yang masih muda dan laku masih menjalani profesinya dengan cara lain, salah satunya dengan jasa mucikari. Bukan hanya itu, prostitusi online juga menjadi marak, terbukti dengan grup-grup di sosmed, kemudian via BBM dengan foto seksi bahkan ada yang memasang bugil. Tidak berhenti di situ, broadcastpun digunakannya untuk menawarkan jasa pelacuran, namun tidak sembarang orang.

Pelacuran via BBM marak di berbagai kota besar di Indonesia, dengan mengundang banyak pria, mereka memasang foto profil seksi dan bugil, kemudian dengan cara broadcast yang tidak tanggung-tanggung isinya. Mereka awalnya memasang foto biasa dengan pakaian ala kadarnya, kemudian menggoda dengan tulisan merayu, kemudian memasang foto binal, seksi, bahkan bugil.

Broadcast selanjutnya menawarkan jasa phone sex, jika mau sekadar onani via telepon bisa, pelacur hanya mendesah dan menjawab seperti sedang behubungan seks. Tapi tunggu dulu, syaratnya adalah isikan pulsa 50 ribu rupiah atau 100 ribu rupiah, kemudian anda akan diberikan nomor teleponnya asli.

Setelah itu, anda sudah dimasukkan dalam daftar pelanggan phone sex, namun tidak hanya disitu, anda akan ditawarkan masuk dalam grup pelanggan dan anda diining-imingi foto dan video hot melalui grup BBM. Syaratnya sama, membelikan pulsa dengan harga yang lebih mahal dan berbeda kelas, kelas murah beberapa foto, sedang beberapa foto dan video, kelas mahal tentu foto, video, dan bisa kencan.

Nah itu adalah pelacuran-pelacuran dalam jarak jauh. Jangan khawatir, tentu ini bukan penipuan, namun ada saja oknum yang memanfaatkan momen seperti ini untuk mencari keuntungan.

Nah, sekarang kita beralih ke pelacuran yang dapat anda temui dengan mudah ibu kota DKI Jakarta.

Di Jakarta sangat mudah dan aman mencari pelacuran, anda cukup mendatangi daerah Boker atau Gongseng yabg berada di Ciracas, Jakarta Timur. Lokasinya tepat di jalanan sebelah GOR (Gelanggang Olah Raga) Ciracas. Tempat ini beroperasi mulai pukul 20.00 hingga pukul 03.00 dini hari. Tempat ini memiliki fasilitas permainan judi, pelacuran, bir, dn kafe dangdut. Tempat ini merupakan pelacuran tingkat murah, tarif pelacur di tempat ini variatif tergantung seberapa banyak orang yang mencarinya.

 Hanya dengan 200 ribu hingga 400 ribu per sekali "keluar", anda sudah dapat memakai jasanya lengkap dengan "pengaman" dan kamar. Kamar yang ala kadarnya sudah jelas menandakan tempat ini dalam tarif murah. Wanita yang ada di sana rata-rata tidak cukup cantik, namun tetap ada dengan jasa germo yang terdapat di kedai-kedai bir. Tarifnya dari 400 hingga 60p ribu saja per sekali "keluar", di tempat ini memang sistemnya adalah "keluar", tidak peduli berapa lama waktunya.

Selanjutnya kita bergerak ke kawasan Gajah Mada, Jakarta Pusat. Di tempat ini mungkin sudah menjadi rahasia umum, namun menjadi sebuah masukan untuk mengetahui keadaan di tempat tersebut. Kawasan ini tidak seperti Boker, anda dapat menemukan wanita-wanita pelacur dengan sangat mudah, wanita berdiri di sepanjang jalan dengan pakaian seksi, lengkap dengan ojeknya siap anda tawar. Anda cukup berhenti di depan mereka, anda akan ditawarkan harga-harga yang relatif sama, hanya 300 hingga 500 ribu rupiah per jamnya. Namun hati-hati, jika beruntung anda di ajak ke hotel atau losmen, jika tidak, anda hanya di ajak "bermain" di toko atau warung yang sudah tutup, jadi harus kroscek dan sepakat dahulu.

Lanjut beralih ke kawasan Kota Indah, sebuah kawasan pertokoan di jalan Pangeran Jayakarta, tempat ini memang toko di siang hari, namun diskotek dan pelacurannya beroperasi di waktu malam hari, jam operasionalnya adalah pukul 20.00 hingga 02.00 untuk diskotek dan hingga pukul 03.00 untuk pelacuran. Di tempat ini ada 4 diskotek striptis dengan pelacurannta, anda bebas memilih ingin yang mana.

Pukul 00.00 menjadi momen utama bagi pria hidung belang, tepat di waktu ini, tari tiang akan di mulai. Wanita-wanita menari di atas podium dengan tiang dan melepas pakaiannya satu persatu hingga bugil. Tapi untuk menikmati tontonan ini anda harus memesan minuman dahulu agar anda dapat duduk di tempat yang anda rasa nyaman.

Tarif wanita di tempat ini seragam, untuk wanita di akuarium (ruangan dengan kaca transparan agar dapat di pilih) lengkap dengan nomor di dadanya, seperti audisi miss Indonesia hanya 300 ribu rupiah perjamnya. Namun untuk wanita yang mengantar minum dan penari striptis, tarifnya mencapai lebih dari 1 juta rupiah perjannya. Sistem di tempat ini adalah perjam, "keluar" atau tidak tetap patokannya durasi. Kamarnya berada di lantai 2, tepat di atas diskotek tersebut.

Lanjut ke jalan Jaksa, tempat nongkrong orang bule ini ternyata menyediakan pelacuran juga, cukup sulit karena memang masih malu-malu, jika tidak malu-malu, anda bisa langsung tanya kepada siapa saja. Biasanya germo akan menawarkan "selimut" atau "cewek cantik" demikian kodenya. Namun tunggu dulu, anda harus booking atau sudah tinggal di hotel daerah tersebut. Untuk tarifnya adalah 350 ribu rupiah hingga di atas 1 juta rupiah belum termasuk penginapan.

Untuk pemesanan, anda bisa tanya karyawan hotel, penjaga warung, atau cukup duduk di toko Indomaret dan Alfamaret, nanti akan ada yang menawarkan langsung. Biasanya germo adalah pria kurus berpenampilan preman atau ibu-ibu paruh baya yang penampilannya sangat tidak menarik, mirip-mirip debt collector.

Nah itulah tempat-tempat yang saya ketahui, masih banyak tempat lainnya, termasuk Alexis yang saya pernah kunjungi. Namun saya rasa 3 contoh di atas sudah cukup mewakili tempat-tempat pelacuran di ibu kota Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun