Apa yang terjadi jika ada pengikut yang kehilangan kepercayaan kepada pemimpinnya? Dia akan menjadi radikal bebas dan atau duri dalam daging yang pada akhirnya memberikan pekerjaan tambahan sekaligus menyita lebih banyak waktu, tenaga, pikiran dan dana.
Pendekatan Ahok ada baiknya mengacu pada slogan Pegadaian: "Menyelesaikan Masalah Tanpa Masalah", meski tentu saja hampir mustahil menyelesaikan setiap masalah tanpa masalah baru. Slogan yang paling pas dan realistis adalah "Menyelesaikan Masalah dengan Dampak Negatif Minimum".
Pendekatan persuasif rasanya adalah yang paling pas. Ingat saja bahwa mereka menolak karena tidak tahu dan kuatir. Jadi, hasil akhir yang diharapkan haruslah "mereka ikut karena mereka sudah tahu, tidak lagi takut dan oleh karenanya mau" dan bukannya "ikut karena terpaksa." Apa yang terjadi jika mereka masih saja ngotot ketika sebenarnya tidak ada yang perlu dikuatirkan lagi? Â Ya sudah, berarti pendekatan hukum yang harus diterapkan. Beri sanksi hukum bagi mereka yang bersikeras mementingkan dirinya/kelompoknya sendiri dengan mengabaikan peraturan yang ada. Yang diperlukan hanyalah ketegasan; "Kami akan fasilitasi jika kamu mau ikut aturan, tapi kalau tidak mau ya kami pasti akan beri sanksi."
Pada akhirnya, tegas tidak sama dengan  ucapan yang keras. Dengan demikian, Ahok tidak perlu lagi capek-capek meladeni mereka yang tersinggung atau tidak terima bukan karena kebijakan melainkan semata-mata karena kata-kata dan gaya bicara yang menghantam bagaikan palu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H