Di rumah berdinding kayu dengan empat penghuni. Satu keluarga ini mempunyai kebiasaan terlambat sehingga punya julukan keluarga karet.
Tini sang kakak yang duduk di kelas 4, sedangkan adiknya Tono di kelas 1.
Seringkali Tini lolos hukuman karena pamannya mengajar di sana. Namun ketika kelas empat, Tini merasa malu dengan cibiran dari teman-temannya. Tini berpikir bagaimana agar label dalam keluarganya berubah. Dia naik ke atas kursi dan mengatur jarum jam.
Keesokan hari, seperti biasa, Tini dan Tono berangkat terburu-buru. Sesampai di sekolah, kelas masih sepi dan hanya bertemu teman yang piket.
Malam harinya, ketika berkumpul sambil menonton TV. Mereka bercerita, hari ini tidak terlambat sampai sekolah namun kepagian. Ayah juga mengalami hal yang sama. Hari ini, ayah mendapat pujian dari atasannya. Semua tidak sadar bahwa jam dinding dipercepat setengah jam.
Setelah satu minggu, akhirnya Tono dan Tini sadar bahwa jam itu kecepatan. Keesokan harinya berangkat seperti biasa. Saat di gerbang sekolah, pintu sudah ditutup dan upacara telah usai. Mereka mendapat hukuman membersihkan kamar mandi karena terlambat satu jam.
Semenjak itu, Tono, Tini dan ayah mempunyai jam tangan masing-masing dan tidak berpatok pada jam dinding andalan di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H