Masa paling menyenangkan adalah masa remaja. Perpaduan rasa keingintahuan berpadu kebebasan. Memiliki banyak teman serta sahabat yang mewarnai hari. Aku punya tiga orang sahabat yaitu, Sekar, Rio dan Chiko. Dari ketiga sahabatku, Chiko adalah sahabat terdekatku. Dia sangat perhatian, sabar dengan sikapku yang cuek dan ngambekan. Pokoknya, dia selalu ada di segala suasana.
Beberapa minggu ini, ada perubahan dalam diri Chiko yang kurasakan. Dia lebih perhatian serta suka mengirimi kata-kata puitis. Bukan itu saja, dia sering cover lagu cinta serta dikirimkan padaku.
Tiap malam kami selalu ngobrol di telepon dan tiba-tiba dia menanyakan tentang mode topi.
"Duhh tau banget sich fashion kesukaanku," dalam hati.
Aku menyarankan mode topi korea yang ingin aku beli dan Chiko juga suka dengan pilihanku. Kemudian aku mulai memancing dia, tapi Chiko hanya tersipu malu seraya berkata, "nanti kamu akan tahu."
Hari Rabu, seusai kelas aku dan Chiko pulang bersama, karena Sekar dan Rio ada ekskul. Chiko mengajakku ke sebuah caf hits di tengah kota. Di sana ada live music dan dia request sebuah lagu.
Tiba-tiba Chiko memberikan kotak berpita pink sambil berkata, "maukah kamu menjadi kekasihku."
Jantungku serasa mau berhenti, dan aku salting.
Chiko menepuk bahuku, "makasih ya udah mau nemenin latihan."
Dia lalu bercerita, bahwa nanti malam akan menembak cewek yang disukai. Hatiku terasa hancur, namun yang membuat berkeping-keping ternyata Sekar telah memenangkan hati Chiko.
Suasana terasa gerah, seterik mentari saat kami pulang. Itulah cerita masa SMA kami, Raisya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H