Tanaman hijau nampak segar dalam pot-pot cantik. Beberapa bunga mewarnai dedaunan, ditambah gemericik air kolam menambah syahdu. Aku diam di meja berbangku kayu minimalis sambil menikmati suasana.
Tangan ini sibuk memencet keyboard handphone, berharap ada balasan dari sahabat. Sesekali kutatap ikan-ikan berenang lepas tanpa tekanan. Andai aku bisa seperti mereka.
“Maaf enggak bisa meninggalkan kantor, masih meeting, “ balas chat yang terlihat di notifikasi.
Kukirim stiker semangat padanya. Tak berselang, seorang gadis mungil berambut panjang membawa pesanan double expreso kesukaanku. Kucapkan terimakasih, sambil membalas senyuman itu dengan kecut. Telepon berdering, aku berbincang dengan suara putus-putus yang diakhiri chat, “masih di luar kota”. Menit demi menit berlalu. Berawal dari sendiri, terdengar riuh candatawa.
Tak sengaja, mataku menatap pancuran air kolam.
“Dia terus memberi diri tanpa lelah. Bahkan ketika ikan-ikan sibuk dengan dunianya”.
Pikiran melayang memahami makna alam. Keheninganku terhenyak saat terdengar suara,
“permisi, apakah boleh berbagi meja?” tanya pria berkumis tampan itu.
Sekilas memandang ramainya pengunjung.
“Silahkan, “ jawabku singkat.