Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Skoci Cinta

25 Januari 2023   15:00 Diperbarui: 25 Januari 2023   15:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : istockphoto.com

Di rumah berdinding kayu, menyimpan sebuah kisah yang tak lapuk di makan zaman.

"Kamu selalu begitu," lelaki berambut keriting itu membentak perempuan bertubuh kurus.  

Balasan makian, kata-kata tajam meluncur bak air. Ini bukan kali pertama, sejak kecil aku terbiasa mendengarnya.

Ticket keberangkatan ke luar kota sudah di tangan. Akhirnya aku diterima di perusahaan ternama dengan gaji besar. Hal yang lebih menggembirakan, aku bebas dari keributan rumah. 

Bulan demi bulan berlalu, Aku menemukan lingkungan yang mendukung dengan teman-teman seperti saudara.

  "Owhh seperti ini rasanya surga," ungkapku dalam hati.

Siang itu aku diajak beribadah oleh Dirli, sahabat terbaikku. Tiba-tiba ada bagian kotbah yang mengingatkan akan suasana rumah. Hatiku bergejolak tak karuan, entah sedih, marah, rindu atau apa. Aku memutuskan untuk pulang dan tidur.

Aku seperti berada di sebuah kapal besar yang kokoh. Angin ribut di lautan pasti sanggup dilalui. Kemudian aku melihat, ada perahu kecil dari kayu yang rapuh. Hempasan angin memporak-porandakan kapal itu.

Lama aku terdiam melihat kejadian itu, lalu aku menurunkan skoci pada penumpang di perahu itu. Hal itu disambut baik oleh dua orang di sana. Skoci itu bernama "pengampunan". Aku terbangun dari mimpiku seraya berdoa.

Sejak saat itu aku sering berkomunikasi dengan orangtuaku. Bila ada cuti aku pulang ke rumah. 

Itulah pengalamanku, Derry.
Sumber :
Sebuah inspirasi dari renungan harian HKBP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun