"Pak, sekalian sama punya nenek ini, " kataku pada bapak penjual es itu.
Dia tersenyum sembari mencari kembalian. Terimakasih keluar dari bibirnya, sambil menyerahkan kembalian. Aku tersenyum serta meninggalkan gerobak es itu.
Teringat akan kembalian uang berwarna merah itu, semoga cukup untuk membeli bensin. Aku berharap dan berdoa, agar mendapat penumpang pertama yang bisa meneruskan tarikan selanjutnya.
Aku bersyukur bisa berbagi dengan nenek itu, di tengah kekurangan. Inilah pengalaman sebagai tukang ojek pengkolan, Deri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H