Kasus-kasus yang menimpa PRT memang kerap tak mencuat ke publik. Mulai dari jam kerja yang sangat panjang, pembayaran upah yang tidak sesuai kesepakatan, tidak ada hari libur, beban kerja yang sangat berat bahkan tindakan kekerasan. Memang tak dapat dipungkiri bahwa yang rentan menjadi korban adalah para wanita.
Melihat fenomena tersebut, hak-hak pekerja rumah tangga perlu diperjuangkan, seperti gaji yang sesuai standar, jaminan kesehatan, jaminan ketenagakerjaan, jaminan sosial serta perlindungan agar mereka mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Beberapa aktivis serta lembaga mengupayakan untuk memperjuangkan melalui ranah legislatif. Mereka membentuk rumusan Undang-Undang PPRT yang diajukan kepada Dewan DPR, namun sampai sekarang masih belum ada pengesahannya. Semoga perjuangan itu berakhir dengan kemenangan akan pengakuan hak-hak PRT.
Pengesahan RUU PPRT merupakan upaya dari banyak pihak agar menurunnya atau hilangnya pemasungan hak-hak PRT. Tentu ini masih melalui proses panjang, mungkin dalam upaya menunggu bisa diminimalisir dengan berbagai upaya atau tindakan. Tindakan yang tak kalah penting adalah membekali setiap pekerja rumah tangga itu sendiri.
Sebelum terjun ke lapangan pekerjaan atau ketika ada minat untuk bekerja sebagai PRT. Mereka perlu mempunyai pengetahuan serta gambaran mengenai tugas serta hak-hak PRT. Di samping itu perlu mendapatkan pengetahuan dan arahan mengenai jasa tenaga kerja yang resmi, sehingga ini meminimalisir kerentanan terhadap tindakan kekerasan maupun eksploitasi tenaga kerja. Hal ini bisa dilakukan melalui kerjasama dengan pemerintah daerah setempat.
Tentu yang tak kalah pentingnya adalah pembekalan untuk para PRT, bisa berupa pelatihan ketrampilan, edukasi tentang kebijakan perlindungan PRT, kewajiban serta hak-hak PRT, informasi layanan konsultasi PRT, wadah atau komunitas PRT, dll. Yang mana tujuan dari pembekalan ini, para PRT mempunyai informasi, pengetahuan serta gambaran tentang kewajiban serta hak-hak mereka, mempunyai pendukung baik sesama rekan pekerja maupun dari pihak lain, tahu tempat tujuan bila mencari pertolongan. Sehingga ketika mereka mengalami kesulitan atau mungkin ketidakadilan dalam bekerja atau memperoleh haknya, mereka bisa menghubungi, meminta bantuan dan menyelesaikan persoalannya tidak sendirian.
Di zaman yang semakin berkembang ini, perlunya komunitas atau wadah menjadi sangat penting. Komunitas sebagai kumpulan dari individu yang mempunyai visi dan tujuan yang sama, nasib dan perjuangan yang sejalan, sebagai wadah untuk menampung inspirasi, wadah berbagi pengetahuan dan pengalaman serta sebagai support system (sumber pendukung) bagi setiap individu untuk mengembangkan diri. Beberapa komunitas PRT yang sudah ada seperti Serikat PRT Sapulidi di Jakarta, komunitas Anggrek Maya di Malang, dll.
Beberapa daerah sudah mulai terbentuk komunitas bagi PRT, namun bila ada daerah yang belum terbentuk mungkin perlu ditumbuhkan wadah atau komunitas tersebut. Adanya wadah atau komunitas, memungkinkan para anggota PRT dapat bertemu dan berinteraksi satu sama lain. Dengan demikian, para PRT tidak hanya terisolasi dengan dunia, dirinya bersama majikan saja. Mereka dapat berinteraksi, berkomunikasi, bersosialisasi dengan dunia luar. Mereka merasa tidak seorang diri tetapi mempunyai kawan senasib yang bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman. Hal ini yang meminimalkan seorang PRT mendapat perlakuan yang tidak selayaknya.
Di dalam wadah atau komunitas, tentu akan bertemu dengan para pembimbing atau tutor-tutor. Mereka akan punya pengetahuan baru dan juga sangat penting PRT dibekali bukan hanya pelatihan yang terkait dengan tugas-tugas rumah tangga saja. Namun juga pelatihan seperti, membuat kue, membuat resep masakan baru, menanan sayuran dan buah-buahan (berkebun), merangkai bunga, pelatihan bahasa inggris atau bahasa asing, pelatihan penggunaan komputer dan lain-lain yang bisa disesuaikan minat PRT.
Mungkin bisa di setiap akhir pekan diadakan kegiatan-kegiatan seperti olahraga bersama atau melakukan aksi sosial sehingga mereka lebih merasa berarti, berdaya dan bahagia disela-sela kegiatan rutinitas bekerja.
Semoga dengan adanya wadah serta komunitas, PRT mempunyai wawasan yang lebih luas, penambahan ketrampilan baru, serta lebih percaya diri dan bahagia. Mereka terlihat menjadi lebih terampil, percaya diri, mempunyai kemampuan tambahan sehingga lebih dihargai oleh majikan. Mungkin yang awalnya dipercayakan tugas-tugas kecil, lambat laun akan dipercayakan tugas pokok atau rumit yang bisa mengembangkan potensi dalam diri PRT.