Air terjun itu setinggi 8 meter, dengan bebatuan dibawah, namun sangat mempesona. Kami bisa memanjat dan berfoto di tengah air terjun ini. Aku juga tak sabar untuk segera membawa ban melakukan river tubing. Bak anak kecil yang tak pernah main air hujan, kami bebas bermain air serta berfoto sesukanya.
Hal paling menarik, untuk river tubing tak ada tarif tambahan sehingga bisa sepuasnya. Memang berbeda dari tempat wisata lain, yang menyediakan fasilitas river tubing berbayar. Walau tak ada seorang pemandu serta jaket pelampung dan topi, kami belajar saling menjaga satu sama lain. Air cukup tenang, namun lumayan menghayutkan, beberapa kali hampir ban kami terbawa arus.
Tak terasa banyak pengunjung berdatangan sehingga sungai menjadi padat, akhirnya kami naik. Sampai lupa belum sarapan, kami membeli gorengan serta mie dalam cup. Tak ketinggalan kopi panas. Setelah kenyang dan menikmati suasana, dari kami mulai bergantian bebersih. Sambil menunggu, menikmati camilan yang dibawa serta ada yang mengepulkan cerutu. Setelah semua siap, kami meninggalkan tempat ini, berjalan menuju parkiran.
Ekspektasiku keliru, memang benar di video itu. Tempat wisata alam yang indah, menarik, sederhana serta ramah kantong dan juga membangun rasa kekeluargaan. Banyak yang kemari dengan para anggota keluarga. Ternyata, bahagia itu sederhana.
Tak terasa sudah di parkiran, kuraba kocek dan berikan uang goceng untuk dua motor.
"Mas per motor, goceng." katanya mendekat.
Aku tersipu malu, karena berpikir tarif parkir biasa. Sempat terperanga tarif parkir dan ticket masuk sama. Itulah pengalamanku, Irfan si anak bolang bersama para sahabat-sahabat terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H