Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Keliru

21 Mei 2022   12:24 Diperbarui: 21 Mei 2022   13:00 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Hari spesial pun tiba, mengunjungi para sesepuh menjadi tradisi keluarga kami. Dari tahun ke tahun merayakan hari kemenangan dengan bersilahturahmi. Pagi ini kami membagi dalam kelompok akomodasi. Rumah demi rumah dengan jarak yang berbeda kami tempuh.

Siang itu, kami tiba di rumah pakde dan budhe yang tergolong paling sepuh. Kami dijamu dengan spesial seperti tamu lain yang berkunjung. Di meja, terdapat bervariasi suguhan kue, buah, aneka camilan sampai minuman aneka rasa. 

Anak-anak cukup kerasan dengan jamuan serta rumah mereka yang luas. Anak-anak bermain, berlarian di halaman sampe teras, yang notabene rumah peninggalan Belanda. Kami pun juga betah, rumah yang adem dan tenang. Kami asik ngobrol dengan pakde dan budhe beserta tamunya. Dari yang tak kenal menjadi akrab, ternyata masih saudara jauh.

Sang tuan rumah berkali-kali mempersilakan untuk mencicipi hidangan di meja. Ada yang menikmati namun ada yang masih asik ngobrol. 

Saat itu mataku melirik, terpesona dengan kue berwarna putih di toples. Tangan kananku bergegas  menuju toples itu. Kuambil kue putih kecil berbentuk bunga. Ketika kumasukkan dalam mulut, rasa asam menyeruak. Spontan raut mukaku mengekspresikan. 

"Ini minumnya nduk, " kata budhe memberiku teh dalam kemasan.

"Banyak yang mengira ini satru, tapi bukan. Biasanya anak-anak kecil suka ini, " tambah budhe menenangkanku. 

Aku hanya tersenyum simpul, ternyata bukan aku saja yang keliru. Memang aku ingin sekali makan kue satru yang khas, berasal dari kacang hijau tanpa kulit dalam bentuk tepung yang dipadatkan, biasanya dibuat sendiri. Saat ini kue ini memang jarang ditemukan, dan biasanya hanya ada pada saat hari raya. 

Itulah ceritaku, Nindita saat lebaran bersama saudara-saudara, keluarga Soenarjo.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun