Bila semua pemikiran dan emosi terkuras, bisa jadi ujungnya sebuah kemarahan, kekecewaan, tidak saling tegur bahkan pertikaian. Hubungan yang terjalin harmonis selama ini, bisa menjadi renggang atau beku.
Bila mau diresapi, sebenarnya apa yang didapat dari hasil mempertahankan pendapat? Apakah sebuah perasaan puas bisa mengalahkan? Apa perasaan diri paling hebat dan paling pintar? Apa perasaan bangga menjadi yang terbaik?
Bila mau ditelusuri, ketika berdebat yang dibahas bukan lagi topik atau isi. Lebih banyak kepada keinginan untuk diterima argumennya sebagai sesuatu yang otentik (ego diri) dan ingin mempengaruhi agar oranglain mengikuti argumennya (mengendalikan sekitar).
Tentu hal ini, menjadi berpusat pada diri sendiri (internal), alih-alih melihat dari sisi (eksternal) orang lain atau sekitar. Ini dapat melumpuhkan pertumbuhan karena membuat tidak bisa belajar melihat dari banyak sisi. Bila sisi internal (dalam diri) maupun eksternal (luar diri atau sekitar) bisa dilihat dan dipahami secara seimbang, maka akan menjadi sesuatu yang utuh.
Bila mau direnungkan, dalam sebuah pembicaraan atau komunikasi tentu mempunyai maksud dan tujuan. Ini beberapa tujuan komunikasi :
1. Pemecahan masalah
Bila memang tujuan komunikasi untuk memecahkan sebuah masalah, lebih baik menggunakan jalur diskusi. Diskusi dalam wikipedia adalah perundingan atau pertukaran pemikiran untuk memperoleh pemahaman mengenai penyebab suatu masalah dan solusi penyelesaiannya. Kata diskusi berasal dari bahasa latin 'discutio atau discusum yang berarti bertukar pikiran.
Dalam diskusi tentu tidak lepas dari perbedaan pendapat, namun karena tujuan awal untuk mencari pemecahan sebuah masalah, sehingga masing-masing pihak akan lebih saling mendengarkan.
Di sinilah terjadi proses saling mendengarkan, mengemukakan pendapat dengan santun, saling terbuka, mengontrol emosi dalam memahami pendapat orang lain sehingga tercipta penghargaan pada orang lain.
Bila proses ini berjalan, maka bisa segera menghasilkan sebuah keputusan yang disepakati dan disetujui semua pihak. Tidak ada lagi keberatan dari pihak manapun. Hasilnya juga akan dilaksanakan semua pihak dengan senang hati tanpa paksaan.