Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Intuisi

12 Februari 2022   05:00 Diperbarui: 12 Februari 2022   05:11 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : hellosehat.com


“ohh begitu. Kira-kira apa bisa diperbaiki ya?” tanya Stefano antusias.


“Tak cobanya ya, semoga bisa. Kalau terpaksa, ya harus ganti ban dalam mas, “ kata montir tua itu seraya memberi solusi.


“Iya pak, semoga bisa diperbaiki. Mana yang terbaik saja pak, “ kata Stefano yang pasrah kepada sang ahli. Kemudian dia beranjak berdiri dari posisinya sambil memandangi motornya. 

“Andai saja tadi mendengarkan kata hatiku,” katanya sesaat. 

Lalu perasaan itu ditepisnya, “semua sudah terjadi dan mungkin ini pelajaran untuk ke depannya." Dibaliknya badannya menemui sahabatnya yang duduk di sebelah.

Mereka menunggu sambil duduk di sebuah kursi plastik. Stefano dan Amri terdiam dengan masing-masing sibuk memainkan gadget. Bapak tua itu fokus mengikir bagian ban yang robek. Lalu perhatiannya teralihkan pada pembeli yang menanyakan ban mobil. Segera dilayani pembeli itu, kemudian montir tua itu kembali memegang ban. Dibukanya lem, dioleskan pada bagian ban yang bocor dan atasnya diberi ban tambahan. Segera di rekatkan dan dipress dengan suatu alat. Setelah cukup aman, beliau beranjak melayani sepeda motor lain yang mogok. Bengkel itu cukup ramai dan bagus penangannya, namun pekerjanya hanya bapak tua beserta sang anak lelakinya. 

Image : hellosehat.com
Image : hellosehat.com

Setelah dilihat motor itu telah ditangani tinggal menunggu tambalan. Stefano, beranjak dari kursi dan ijin pergi sebentar pada Amri. Dia berjalan ke arah jalanan sebelumnya, berharap menemukan toko penjual makanan dan minuman. Tenggorokannya terasa kering, badannya terasa lemas dan pikirannya tak fokus. Dia kehausan, air liur seakan ikut kering. Perlahan berjalan dari satu toko ke toko lainnya, namun yang dijumpai toko baju, toko alat tulis, apotik dan warung.

Tak pantang menyerah, kakinya tetap melangkah hingga tiba di satu perempatan. Lalu di belok ke kiri, ingat ada sebuah minimarket. Dengan semangat kakinya bergerak hingga tiba di minimarket itu. Seperti menemukan oase di padang gurun, demikian Stefano tersenyum membuka pintu minimarket itu. 

Spontan terdengar ucapan, “selamat datang di …” yang merupakan sebuah sambutan yel-yel kepada calon pembeli.

Stefano hanya menundukkan kepala sambil tersenyum kepada kedua orang pegawai di sana. Matanya langsung mencari rak tempat minuman, lalu kakinya segera melangkah. Dengan cepat air minum itu sudah berada ditangannya. Stefano sempat membuka lemari es namun dimasukkan lagi minuman manis itu dan memilih air putih. Diambil dua botol air mineral, tanpa membuang waktu langsung transaksi ke kasir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun