Sontak aku mendengar suara, "tujuh tambah lima, sepuluh ya bu?" tanya anak perempuan kecil kepada seorang ibu muda.
"Lhoo, coba pake jari adik untuk menghitungnya, " kata sang ibu pada si anak, sambil melihat buku dipangkuan anaknya.
Anak itu mulai menggunakan kedua tangannya, lalu berkata, "enggak cukup jariku bu."
Sang ibu tersenyum sambil meminjamkan satu tangannya untuk dipakai menghitung si anak. Mereka terlihat sibuk menjawab pertanyaan itu dengan jari-jarinya.
Mereka duduk di bawah pohon di dekat parkiran. Anak itu terlihat memakai seragam putih merah dengan jaket pink diluarnya. Penampilannya tampak rapi, bersepatu hitam serta rambut di kepang, seperti baru pulang dari sekolah. Anak itu nampak antusias belajar. Mungkin sudah lama menunggu atau bosan sehingga digunakan kesempatan untuk belajar atau mengerjakan PR. Mereka seperti menunggu seseorang.
Tatkala aku asik memandangi sang anak dan ibu itu, ternyata antrian di depanku kosong. Aku diingatkan orang di belakang untuk maju barisan. Akhirnya, aku mendapatkan keteduhan dengan atap depan bank yang memayungi.
Tiba-tiba terasa hembusan angin, cukup sejuk namun dapat menjatuhkan banner yang tertata apik di depan pintu masuk bank. Terlihat petugas kebersihan kebingungan menata ulang banner itu, namun tetap terhempas angin serta berantakan lagi. Ada nasabah yang memberikan saran untuk dikasih tali di bagian penyangga. Namun ketika dicoba tetap saja banner itu jatuh. Akhirnya oleh petugas itu, dikemasi serta dibawa ke dalam.
Tak berselang lama, sampailah aku di depan pintu masuk bank. Pintu itu ditutup oleh petugas yang menjaga jalannya antrian dalam bank. Kemudian terdengar suara pintu dibuka dengan sambutan sapaan yang ramah oleh petugas. Aku dipersilahkan masuk, kami berbincang sebentar kemudian diberi nomer antrian sesuai kepentinganku.
Terlihat suasana padat di dalam, banyak yang masih menunggu antrian untuk dilayani. Hampir semua nasabah punya masalah yang sama denganku, sehingga counter customer service yang paling ditunggu. Terlihat para pegawai yang cantik dan tampan, membuat para nasabah betah untuk menunggu. Ditambah udara sejuk dengan aturan AC yang cukup serta aroma wangi lavender, mampu menambah kenyamanan.
Aku menunggu sambil berselancar di dunia maya melalui gadget. Hingga tiba giliran nomer antrianku terdengar dan muncul di running text. Aku menuju ke counter serta dilayani seorang Customer Servise yang sangat cantik, mbak Nindya namanya.
Hari Senin yang penuh dengan cerita, namun aku cukup menikmatinya. Walaupun sempat mencari jalan agar tak mengantri, tapi itu membuat aku melihat dan bertemu banyak pemandangan di sekitar. Itulah ceritaku, si gadis manis bergigi gingsul, Amelia.