PUTERA KECILKU
Tangan kecil lembut itu, yang menggenggam jari jemari
Kini menjadi tangan kasar, yang menggenggam iri hati
Mata besar berwarna kecoklatan menggambarkan sukacita
Kini berubah sinis, memandang penuh curiga
Pipi halus dan mungil, melukisakan kelemahlembutan
Jerawat dan flek hitam, bercokolan tanda kesombongan
Mengapa aku tak mengenalmu, puteraku?
Pribadi ceria serta penuh tawa
Yang menghampiriku serta mencium pipi ini
Kini pribadi itu berubah angkuh serta keras kepala
Yang mengunjungiku hanya untuk meminta restu dari tangan ini
Kini kau telah berubah puteraku
Tapi hati ini selalu untukmu
Ibumu selalu mendoakanmu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H