Howard hanya mengangguk dan menerima bantuan pemuda itu. Tangan anak muda tadi mampu menghangatkan tangannya. Kemudian pemuda itu membantu menyalakan perapian kecil ditengah udara yang begitu dingin.
Kemudian dia menyuruh Howard untuk mendekati perapian, lalu pergi mencari air yang tak jauh dari sana, untuk merebus air.
Akhirnya, Howard merasakan kehangatan di tubuhnya dan bisa menyantap makanan siap saji, yang memerlukan tambahan air panas.
Tampak oleh Howard, pemuda itu bersahabat dengan suhu di sini.
Howard penasaran serta bertanya, "apakah kamu juga pendaki sepertiku?"
Pemuda itu hanya tertawa, seraya berkata, "aku Matt. Rumahku tak jauh dari sini. Apakah kamu akan mendaki gunung ini?"
"Iya, namaku Howard " jawabnya sambil menatap Matt.
"Wooww, sendirian?" tanya Matt penasaran bercampur keheranan.
Howard menceritakan semua, bagaimana dia bisa sampai disini bersama rekannya. Sedih bercampur cemas, bagaimana keadaan sang rekan dengan udara semakin dingin.
Kemudian Matt menceritakan, untuk menuju ke perkemahan, bila sudah sore akan sangat berbahaya karena suhu udara semakin ekstrem. Matt menawarkan untuk membantu mencari dan menyusul sahabatnya yang mungkin belum jauh dari sini, lalu menawari untuk menginap di rumahnya.
Kemudian, baru besok pagi melanjutkan perjalanan bersama sang ayah menuju puncak. Perlu seorang guide berpengalaman untuk sampai ke puncak bila mendaki pada musim salju seperti ini.