Sesampai di rumah, terlihat sang mama gelisah menunggu.
"Chann, kamu tidak apa-apa?" sambil memeluk anak tunggalnya.
"Mama ini, terlalu memanjakan Chann. Sekarang lihat hasilnya," kata pak Robert sebel melihat istrinya, begitu menghawatirkan anak laki-lakinya.
Kemudian pak Robert melanjutkan perkataan, "sekarang Chann duduk dan jelaskan perbuatan apa yang sudah kamu lakukan di sekolah?"
Awalnya Chann diam, lalu membuka mulutnya dan berkata, "Chann tidak mencuri, hanya mengambil bolpoint di meja Roy yang enggak kepake, daripada nganggur.
Kebetulan alat tulis Chann lupa ditaruh mana, jadi Chann pake. Trus Roy tahu bolpointnya dipake, lalu Chann di tuduh mencuri. Chann ya enggak terima dong. Akhirnya kami berebut dan berkelahi."
"Chann ... kamu itu malu-maluin papa saja. Cuma gara-gara bolpoint. Kamu kan bisa bilang ke papa. Di kantor papa banyak balpoint, mau model apa?" kata pak Robert pada anaknya.
"Bolpoint kantor? Itu kan punya kantor bukan punya papa. Berarti mencuri dong," kata Chann pada sang papa.
Pak Robert jengkel mendengar perkataan anaknya, "lhoo kok jadi papa yang disebut pencuri. Kamu kan tadi pakai bolpoint Roy tanpa minta ijin makanya dia marah. Dan waktu itu, Roy lagi butuh karena bolpointnya macet."
"Iya sich, belum ijin. Cuma pakai sebentar buat ulangan, nanti dikembalikan. Dia kan bisa pakai alat tulis lain," kata Chann tidak mau disalahkan.
Bu Deswita tertawa mendengar percakapan Chann dan suaminya.