Uuulaalaa… uuulaalaa…
Euforia EURO harusnya terasa di tahun 2020 … namun virus berukuran nano, ngehits bak artis sejagat raya, sehingga euforia itu terasa di tahun 2021 dengan kondisi dunia yang sudah mulai membaik.
Semilir angin segar berhembus di seluruh belahan dunia. EURO 2020 mampu merubah fokus, dari setahun lebih consent pada pandemi. Harapan baru bagi yang sudah bosan dikungkung oleh pandemi, menjadi terhibur oleh atraksi para pemain di lapangan hijau walaupun dengan prokes ketat. Spontan antusiasme serta semangat euforia kembali muncul, semoga ini menambah imun baru bagi yang menyaksikan, perubahan suasana menjadi lebih semarak, serta sarana distraksi dan optimisme dalam pandemi ini. Hingga akhirnya bisa sehat secara fisik maupun kejiwaan.
Friends, tentu saja, ini menambah semangat gue, untuk menyaksikan ajang Piala EURO yang ditunggu empat tahun sekali. Akhirnya bisa liat lagi, tim kesayangan “Der Panzer” yang laganya di tahun 2018, pada Piala Dunia. So pasti … kiper manis dan baik hati, Manuel akan beraksi menjaga gawang timnas Germany. Btw … juga tak ketinggalan skuad timnas terbaik, seperti Mats Hummels, Joshua kimmich, Toni Kroos, dan Thomas Muller serta banyak generasi muda lainnya yang turut berlaga. Harapan gue, mereka bisa melaju ke final serta memboyong Piala. Harapan tak sesuai dengan realita, naas … posisi tim favourite gue, di group F dengan anggota yang ketat yaitu Perancis, Portugal dan Hongaria. Cukup spot jantung, saat awal kalah 1-0 dengan Perancis. Tapi terbayar sudah dengan keunggulan melawan Portugal dan Hongaria, sehingga secara poin masuk peringkat 2 fase group. Spot jantung berlanjut ketika melawan Inggris, namun dewi fortuna tak berpihak, akhirnya membawa koper untuk pulang. Cukup sedih nggak bisa lama liat Manuel serta skuad lainnya. Padahal ini merupakan dedikasi terakhir Joachim Low (coach) menemani tim Der Panzer berlaga, kehilangan namun “Ya Sudahlah”… (Bondan & Fade 2 Black)
Ketika mimpimu yang begitu indah
Tak pernah terwujud, ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu
Dan tak pernah sampai, ya sudahlah
Apapun yang terjadi
Ku ‘kan selalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih
‘Cause everything’s gonna be okay
Friends, gue punya komunitas selain keluarga juga teman, ketika ajang ini berlangsung. Jagoan tim atau negara kesayangan mereka, saat itu masih bertahan. Saat timnas favourite gue harus berpulang, nggak dukung tim atau negara manapun. Sampai akhirnya nggak sengaja liat pertandingan, yang main timnas Italia. Gue bisa jatuh hati dengan sang kiper yang tingginya 198 cm, si brewok jakung yang akrab di panggil Gigio. Kiper yang membela Gli Azzurri, julukan timnas Italia. Tahu nggak friends, penampilannya yang adem serta tenang walaupun saat itu gawang di serang habis-habisan oleh lawan, mengingatkan akan kiper favourite gue. Memang, dia benar-benar kiper yang cerdas emosional di lapangan, dibanding kiper lawannya ketika bola mendekati gawang. Hingga akhirnya, gue menjagokan Gianluigi Donnarumma sampai akhir pertandingan final. Gue nggak menjagokan timnas atau negara manapun sampai final, hanya suka liat penampilan Gigio. Namun tak mengurangi dan tak pernah menggantikan sosok idola gue, Manuel Neuer.
Awalnya jatuh hati namun liat performanya sampai final serta terpilih menjadi pemain terbaik selama turnamen Euro 2020, membuat gue jadi kepo, friends. Gue mulai mencari-cari biodata Gigio, ternyata masih muda (22 tahun) , waktu bermain di piala Euro tahun ini. Sosok kiper dengan prestasi baik, sempat mencatat 14 cleen sheet di liga, serta sukses menghantarkan klub AC Milan finis sebagai runner up serie A di Liga Champions 2013-2014. Merebut status kiper nomer satu di AC Milan, tahun 2016-2017 dan memenangi Supercopa Italiana. Selama EURO 2020, hanya kebobolan empat gol saja dari tujuh pertandingan sehingga menghantarkan Timnas Italia menjadi juara. Gigio mempunyai segudang kemampuan dengan reflek yang bagus, pembacaan bola yang jitu, memiliki kecerdasan dan konsentrasi yang tinggi, serta pendistribusian bola yang tepat. Banyak yang membicarakan dan memprediksikan, bahwa akan menjadi kiper yang melegenda seperti para seniornya Dino Zoff dan Gianluigi Buffon. Buffon pun memuji Donnarumma memiliki kualitas teknis dan kematangan meski berusia amat muda.
Ke kepoan pun berlanjut, friends. Dari kehidupan seputar lapangan hijau kepada kehidupan Gigio, mulai dari kecil sampai sekarang. Ini kisah perjalanan hidupnya, friends.
Kiper berperawakan tinggi (198 cm) ini, lahir di Castellammare, Stabila, Italia pada tanggal, 25 februari 1999. Dengan nama Lengkap Gianluigi Donnarumma, yang akrab dipanggil Gigio. Lahir dari pasangan Alfonso Donnarumma dan Marinella Donnarumma, dengan saudara kandung yaitu Antonio Donnarumma, Alfredo Donnarumma, dan Nunzia Donnarumma. Seluruh keluarga ini berwarganegaraan Italia dan beragama Kristen. Gigio diperkenalkan dengan sepakbola oleh pamannya Ernesto, yang seorang pelatih. Saat berusia 4 tahun, dia terdaftar di Akademi Sepakbola Club Napoli (2003 -2013). Dia mengidolakan sang kiper legendaris Italia, Gianluigi Buffon. Seiring berjalannya waktu, Gigio menemukan kemampuannya serta menyempurnakan sehingga menjadi ciri khasnya. Di usia 14 tahun, banyak klub besar yang melirik bakatnya mulai dari Juventus, AS Roma, Udinese, Florentina, dan Inter Milan, berkeinginan untuk bekerjasama dengannya, namun dia memilih AC Milan (2015-2021), karena klub yang digemari serta kakaknya (Antonio) bermain di sana. Gigio berada pada kiper cadangan awal kariernya. Pada tahun 2016, dipercaya sebagai kiper utama sebagai tim senior di AC Milan. Di usianya yang masih muda 16 tahun, membantu Milan memenangkan final TIM Trophy. Selain itu Gigio juga mulai berkarier di timnas italia pada tahun 2014 (Italia U15), tahun 2014-2015 (italia U17), tahun 2016-2017 (Italia U21) dan Italia senior (tahun 2016 – sekarang). Di pertengahan tahun ini kontraknya dengan Ac Milan habis dan Gigio di pinang oleh Klub Paris Saint Germain (PSG). Gigio dalam kehidupan keseharian, hobinya menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga, jalan-jalan, bermain game dengan gaya hidup yang konservatif sesuai kemampuannya.
Itulah tadi friends, untuk perkenalan dengan sang kiper muda berbakat yang namanya tengah bersinar di pertandingan EURO 2020 tahun ini. Semoga dewi fortuna selalu berpihak padanya, untuk menjadikannya sang kiper legendaris seperti jejak para seniornya.
Bagi yang hobi nonton bola, pastinya akan lanjut dengan Olimpiade Tokyo yang sedang berlangsung saat ini., Untuk cabang sepakbola laki-laki (men) udah hampir final lhoo, friends, di mana negara-negara yang pernah membawa pulang piala dunia yang berada di posisi ini. Yukk ikuti terus pertandingannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H