Bila bumi terus berputar, begitu juga dengan dunia akan terus berubah dan berkembang. Are you agree that statement, friend? Tak dapat dipungkiri, itulah realitas. Mahluk hidup, alam semesta dan segala isinya selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, sobat. Kupu-kupu nan cantik dan indah, tentu tak terjadi begitu saja, namun melalui proses (fase ) kehidupan yang panjang. Di mulai dari telur, larva (ulat), pupa (kepompong), kupu-kupu (imago). Semua tak terlepas dari pertumbuhan dan perkembangan, dialami dan dilalui setiap hari, setiap waktu dan setiap saat. Adanya setiap proses (fase) menyebabkan terjadinya perubahan sebagai hasilnya, dan itu hal yang wajar dalam kehidupan. Namun pertanyaannya, bagaimana menghadapi setiap perubahan yang ada di sekitar kita, sobat?
Pernahkah sobat mendengar sebuah ilustrasi mengenai sebuah gelas yang berisi air? Bila pernah, jangan pernah bosan untuk mendengarnya lagi ya. Namun jika belum, selamat ... ini merupakan pengalaman pertama sobat. Ada sebuah gelas yang berisi air, yang memenuhi sebagian gelas. Nahh bagaimana cara sobat memandangnya? apakah melihat ada setengah air atau melihat ada ruang kosong dalam gelas itu? Tentunya bila dikumpulkan jawabannya, tiap orang akan berbeda-beda. Setiap dari sobat mempunyai persepsi (cara pandang) yang berbeda dalam melihat ilustrasi di atas.
Bagaimana menghadapi setiap perubahan dalam kehidupan, dapat dianalogikan dengan ilustrasi air dalam sebuah gelas tadi, sobat. Cara memandang perubahan dapat dilihat, dari bagaimana mengenali situasi atau keadaan yang berubah di sekitar, lalu bagaimana cara merespon perubahan itu dengan sikap pesimis atau optimis kahh. Dua kata ini adalah anonim (lawan kata), namun sangat mempengaruhi cara pandang yang menghasilkan tindakan yang berbeda. Seorang yang optimis atau pesimis, tentu banyak di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti believe (keyakinan), value (nilai), usia, pengetahuan, pendidikan, pengalaman, lingkungan dll yang membentuk pola pikir.
Mereka yang optimis, selalu dapat melihat ada unsur kebaikan dalam setiap kejadian atau peristiwa yang di alami dalam kehidupan. Suatu peristiwa, selalu ada yang bisa dimaknai, dipetik dan dijadikan instrument pembelajaran. Mereka berkeyakinan bahwa ada rencana Tuhan yang terbaik di balik suatu peristiwa dan mereka percaya pada kuasa Tuhan. Melihat sesuatu dengan kacamata pikiran positif serta respon emosi positif sehingga mampu mempengaruhi sekitar, dengan membagikan kata-kata maupun tindakan yang positif. Sedangkan mereka yang pesimis, selalu memandang bahwa peristiwa sebagai akibat dari sesuatu, dan memandang segalanya dari kekurangan (sisi negatif).
Selain itu para optimisme juga memandang kemunduran dalam hidup (masa sulit) tidak akan berlangsung lama, hanya sementara saja serta memiliki keyakinan situasinya akan menjadi baik.
Melihat sesuatu seperti judul lagu, "Badai Pasti Berlalu", ditulis Eros Djarot dan diaransemen oleh Yockie Surjoprajogo, yang dibawakan oleh penyanyi papan atas, Chrisye, Ari Lasso dan Noah. Di mana ada badai yang harus dilalui namun tak selamanya akan menetap dalam kehidupan, masih ada matahari yang kan bersinar. Sedangkan bagi para pesimisme, menganggap bahwa keadaan yang tidak mengenakkan adalah akhir dari segalanya, yang tidak akan bisa diubah. Bedanya para optimisme selalu punya harapan sehingga melakukan upaya (aktif) sedangkan para pesimis hanya pasrah menerima saja tanpa melakukan apa-apa (pasif).
Sang optimisme apabila jatuh selalu belajar untuk bangkit dan bangkit lagi, mereka pantang menyerah. Mereka juga mengenal dan merasa yakin pada kemampuan yang dimiliki, sehingga seringkali sebagai pemecah masalah serta penemu solusi atas keadaan yang terjadi. Mereka di kenal orang yang kuat atau tangguh, seperti sepenggal lirik dari
lagu Tulus "Manusia Kuat"
Kau bisa merebut senyumku
Tapi sungguh tak akan lama
Kau bisa merobek hatiku
Tapi aku tahu obatny
Kau bisa hitamkan putihku
Kau takkan gelapkan apapun
Kau bisa runtuhkan jalanku
Kan ku temukan jalan yang lain
Keadaan, situasi, lingkungan, orang lain tak dapat menghalangi untuk tetap tegak berdiri dan berjuang. Kegagalan selalu digunakan sang optimisme sebagai pemicu untuk bangkit, serta dalam kamus mereka "kegagalan sebagai proses kesuksesan yang tertunda", itulah salah satu ciri lain para optimisme. Mereka punya harapan dan tujuan yang jelas.
Si optimis juga seorang yang suka mengagumi dan mengapresiasi terhadap berbagai hal yang di miliki orang lain, lohh sobat. Mereka tak pernah merasa terancam atas kehadiran orang lain di sekitarnya dan justru akan mendorong orang di sekitarnya untuk di jadikan partner. Si optimis akan memandang hubungan sosial sebagai penguat yang dapat membantunya saat dalam kondisi kesusahan. Selain itu si optimis juga punya sikap perhatian pada orang-orang yang mempunyai kesulitan serta tak segan membantunya untuk memecahkan kesulitan itu.
Itulah tadi beberapa ciri-ciri si optimis, lalu bagaimana dengan si pesimis? Hanya kebalikan saja dari ciri-ciri si optimis, sobat. Untuk lebih jelasnya, yukk sobat simak sebuah kisah tentang si optimis dan si pesimis.
Di suatu perusahaan, yang bergerak dalam bidang produksi "sandal jepit". Sang manajer marketing perusahaan menugaskan anak buah mereka, si Jono dan si Joni untuk mempelajari tentang seluk beluk dan keadaan di daerah Andalimun, karena mereka berencana untuk memasarkan hasil produksi perusahaan di daerah itu. Mereka di berikan satu minggu untuk mengerjakan tugas kemudian melaporkan hasilnya. Setelah satu minggu berlalu, sang manjer memanggil Jono. Dia pun menjelaskan keadaan disana, bahwa penduduk desa tidak ada yang memakai alas kaki sehingga akan sangat kesulitan untuk memasarkan produksi sandal jepit pada penduduk setempat. Mungkin bisa mengambil alternatif daerah yang lain saja, begitu usul Jono. Sang manajer pun berterimakasih atas hasil yang dilaporkan Jono dan menerima usulan dengan baik. Selang beberapa waktu, manajer pun memanggil Joni untuk melaporkan pengamatannya. Si Joni begitu antusias menyampaikan, bahwa penduduk di daerah itu tidak ada yang memakai alas kaki sehingga ini kesempatan besar untuk perusahaan memasarkan produk sandal jepit. Dengan memberikan pengetahuan, pemahaman dan edukasi kepada penduduk setempat ,maka membuat penjualan sandal jepit bisa laku keras di sana. Sang manajer pun tersenyum dan memberikan apresiasi kepada Joni atas laporan dan idenya.
Dari cerita di atas, semakin membuka pemikiran dan gambaran, sobat ... bahwa situasi atau kondisi yang sama, namun bila di lihat dengan kacamata sudut pandang yang berbeda oleh dua orang atau lebih maka akan menghasilkan tindakan yang berbeda.
Mereka yang optimis selalu memandang kehidupan dengan penuh bahagia, sukacita, kebersyukuran pada Sang Pencipta, harapan, keikhalasan, sehingga mampu memberi cinta untuk kehidupan. Mereka bukan orang yang sering terkejut menghadapi apa yang terjadi dalam kehidupan, yang di luar ekspetasi atau harapan. Mereka mempunyai 3A yaitu :
* Awerness (sadar akan dirinya dan lingkungannya),
* Accept (menerima apa yang terjadi)
* Addaption (mampu beradaptasi dengan keadaan).
Slogan para optimis yang juga menjadi prinsipnya, "Ubahlah apa yang bisa diubah dan terimalah apa yang tak bisa diubah.
Referensi :
https ://eprints.ums.ac.id -- Landasan teori optimisme
Pt Massive Music Ent, Massive Music Entertaiment -- Lirik manusia kuat (Tulus)
https://Id.m.wikipedia.org -- Lagu Badai Pasti Berlalu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI