Mendengar kata IQ dan Intellegence bukanlah hal yang asing. Masyarakat umum mengenal intellegence sebagai istilah yang menggambarkan kecerdasan, kepintaran atau kemampuan untuk memecahkan problema yang di hadapi. Orang seringkali menyamakan arti Intelegensi dengan IQ padahal mempunyai arti yang berbeda. Intelektual (Intellegence) adalah sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan seperti, menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menghitung, menggunakan bahasa, daya tangkap dan belajar. Sedangkan IQ (Intellegence Quetient) atau kecerdasan intelegensi adalah skor yang di peroleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan. Lalu, apakah intelegensi merupakan sebuah gifted atau bisa untuk ditingkatkan dan dilatih? Kita akan mengupas satu persatu mulai dari pengertian intelegensi, cara pengukuran intelegensi, faktor yang mempengaruhi.
Otak manusia mempunyai bagian-bagian yang mempunyai fungsi di antaranya, kemampuan yang mencakup linear, numerik, dan logis sistematis.
Yang mana kemampuan itu meliputi :
Kemampuan bernalar dengan tenang dan menghafal yang hebat.
Kemampuan memiliki analisis yang tajam dan memiliki kemampuan untuk menyusun strategi yang baik.
Kemampuan untuk sanggup menyesuaikan diri dengan hal-hal baru dengan menggunakan alat-alat berpikir menurut tujuan yang ingin dicapai.
Kemampuan intelektual merujuk pada kapabilitas seseorang untuk dapat bertindak secara terarah, berpikir secara bermakna.
Kemampuan untuk dapat berinteraksi secara efisien dengan lingkungannya.
Kemampuan untuk menggunakan potensi yang dimiliki oleh individu dengan mempelajari sesuatu lewat alat-alat berpikir.
Kemampuan untuk perhitungan fungsi-fungsi dasar dengan cepat dan cermat.
Setiap manusia mempunyai intelegensi masing-masing. Namun bila berbicara tentang kecerdasan intelegensi erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan intelegensi dapat diukur dengan alat psikometri yang biasa di sebut test IQ. Pengukuran kecerdasan dengan menggunakan test tertulis atau test tampilan (performance test).
Alat uji kecerdasan yang biasa digunakan, yaitu :
* Test Intelegensi untuk anak-anak
Stanford Binnet Intelligence scale, (WISC) Wechsler Intellegence Scales for Children, WPPSI (Wechsler Preschool and Primary Scale of Intellegence), CPM (Coloured Progressive Matrices), CTIF (Culture Fair Intellegence Test) skala 1 &2 dan TIKI (Test Intellegency Kolektif Indonesia) dasar.
* Test Intelegensi untuk remaja sampai dewasa
TIKI menengah, TIKI tinggi, WAIS (Wechsler Adult Intellegence Scale), SPM (Standart Progressive Matrices) , APM (Advanced Progressive Matrices), CFIT skala 3.
* Test intelegensi untuk tuna rungu
SON (Snijders Oomen Non Verbal Scale)
Alat ukur yang digunakan saat interview kerja atau test universitas menggunakan test Binet. Test Binet yang digunakan di Indonesia saat ini adalah Stanford Binet Intellegence Scale from L-M. Cara perhitungannya dengan membagi usia mental dengan usia kronologis kemudian dikali dengan 100
IQ = 100 x (mental age : chrinological age)
Dari test Binet Simon, dihasilkan penggolongan kecerdasan :
Jenius (>140)
Gifted (>130)
Superior (>120)
Normal (90-110)
Debil (60-79)
Imbesil (40-55)
Idiot (>30)
Semakin tinggi hasil tes, maka bisa dikatakan seseorang cerdas intelegensi. Test IQ tentu mempunyai kelebihan untuk dapat mengukur kecerdasan seseorang namun, di samping itu juga ada kelemahan dari alat uji yaitu bias budaya, bahasa dan lingkungan.
Menurut psikolog, intelegensi dapat di pilah-pilah dan dibagi. Menurut L.L Thurstone, intelegensi dibagi menjadi : pemahaman dan kemampuan verbal, angka dan hitungan, kemampuan visual, daya ingat, penalaran, kecepatan perceptual.
Kemudian menurut Howard Gardner, seorang psikolog dari Universitas Harvard, intelegensi yang dimiliki manusia dapat dibagi dalam delapan, yaitu :
Intellegance verbal-linguistic
Kemampuan yang berhubungan dengan bahasa dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan membaca dan menulis. Orang tipe ini biasanya mudah mengolah kata saat berbicara maupun menulis.
Intellegance Logical-Matematic
Kemampuan dalam hal berfikir ilmiah, berhubungan dengan angka-angka dan simbol, serta kemampuan menghubungkan potongan informasi yang terpisah.Orang tipe ini mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi, berpikir dalam pola sebab akibat, menciptakan hipotesis dan pandangan hidupnya bersifat rasional.
Intellegence Visual-Spasial
Kemampuan yang berhubungan dengan kepekaan tajam untuk visual, warna, garis, bentuk dan ruang seperti : melukis, menggambar dan memahat. Selain itu juga kemampuan navigasi , peta, arsitek dan kemampuan membayangkan obyek-obyek dari sudut pandang yang berbeda.
Intellegence Kinestatik
Kemampuan yang berhubungan menggunakan tubuh untuk mengekspresikan perasaan (bahasa tubuh/body language). Kemampuan ini berhubungan dengan berbagai keterampilan seperti menari, olahraga, yang kegiatannya mengandalkan fisik.
Intellegence Ritme Musical
Kemampuan yang berhubungan dengan mengenali pola irama, nada dan peka terhadap bunyi-bunyian. Ciri-ciri orang yang mempunyai kemampuan musical yaitu mudah menghafal nada lagu yang baru di dengar, menguasai salah satu alat musik, gemar bekerja sambil bernyanyi, peka terhadap suara sumbang.
Intellegance Intra-Personal
Kemampuan yang berfokus pada pengetahuan diri, berhubungan dengan refleksi, kesadaran dan kontrol emosi, intuisi dan kesadaran rohani. Orang yang mempunyai kemampuan intrapersonal yang tinggi biasanya para pemikir (filsuf), psikiater, penganut ilmu kebatinan dan penasehat rohani.
Intellegance Interpersonal
Kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan dan kemampuan individu untuk bekerjasama, kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun nonverbal. Seseorang dengan tingkat interpersonal timggi biasanya mampu membaca suasana hati, perangai, motivasi dan tujuan yang ada pada orang lain serta mempunyai rasa empati yang tinggi.
Intellegence Naturalis
Kemampuan yang berhubungan dengan mampu memahami dan menikmati alam dan menggunakannya secara produktif serta mengembangkan pengetahuan mengenal alam. Ciri-ciri tipe kemampuan ini adalah mencintai lingkungan, mampu mengenali sifat dan tingkah laku hewan, senang melakukan kegiatan di luar atau alam.
Dalam diri setiap orang tentu mempunyai tingkat intelegensi yang berbeda dengan orang lain. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan intellegensi tiap orang, yaitu :
* Faktor bawaan atau biologis
Merupakan faktor yang di bawa sejak lahir. Yang berhubungan dengan sifat yang diturunkan (genetik).
* Faktor minat dan pembawaan yang khas
Adanya minat mengarahkan pada perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan itu.
* Faktor pembentukan atau lingkungan
Yang berhubungan dengan segala keadaan di luar diri, dimana ada rangsangan-rangsangan yang bersifat kognitif.
* Faktor kematangan
Organ dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan sesuai bertambahnya usia.
* Faktor kebebasan
Tidak adanya hambatan atau pemberian kepercayaan untuk bebas memilih metode tertentu dalam memecahkan masalah yang di hadapi.
Setelah tadi mengetahui tentang pengertian , pembagian intelegensi, test yang digunakan untuk mengukur kecerdasan serta faktor yang mempengaruhi. Maka dapat diketahui bahwa Intelegensi merupakan bawaan (gifted) tapi kabar baiknya bahwa Intelegensi di pengaruhi oleh banyak faktor seperti lingkungan, minat, kebebasan serta kematangan sehingga dapat dilatih dan ditingkatkan. Intelegensi bisa bertambah dan berkurang sesuai pertambahan umur.
Namun otak sebagai pusat intelegensi perlu diasah atau dilatih serta dijaga dengan cara :
Melakukan aktivitas fisik
Studi dari Universitas Cambridge menyatakan olahraga rutin dapat meningkatkan kreativitas dan bisa memperlambat kerusakan mental di usia tua. Berolahraga selain menjadikan tubuh bugar juga membuat otak berfungsi dengan baik. Dapat meningkatkan kemampuan otak lebih fokus, mencegah penurunan kognitif, meningkatkan memori otak, dan memudahkan otak menerima informasi-informasi baru.
Waktu tidur yang cukup
Banyak penelitihan yang mengatakan bahwa seseorang yang memiliki waktu tidur yang kurang secara terus-menerus akan menurunkan kecerdasan intelektual . Memiliki waktu tidur yang cukup akan meningkatkan kemampuan , mempertahankan perhatian, dan mempertahankan keunggulan intelektual . Ini akan memudahkan proses belajar sehingga otak akan lebih mudah dalam menyerap ilmu dan informasi baru.
Jangan pernah berhenti belajar
Memperluas wawasan dapat membuka dunia baru, sehingga mudah untuk mempelajari banyak hal dan perubahan yang terjadi. Dengan rutin belajar, membuat otak dilatih untuk kemampuan seperti menalar, menganalisa, menghafal.
Melatih otak melalui permainan
Permainan yang dapat mengasah otak, seperti : teka-teki silang, puzzle, Sudoku. Permainan ini dapat meningkatkan daya ingat serta ketrampilan bernalar dan berbahasa.
Membaca buku
Saat membaca buku maka akan mencoba mengikuti alur cerita, membayangkan, memahami dan mengambil kesimpulan dari apa yang dibaca. Aktivitas ini dapat melatih kemampuan berpikir, menambah wawasan, serta menjaga kesehatan dan fungsi otak.
Melakukan sosialisasi
Manusia adalah mahluk sosial. Bertemu dengan orang baru akan membuka wawasan baru, Berdiskusi dan saling bertukar pikiran bisa menjadi salah satu meningkatkan intelegensi. Dapat merangsang pikiran dan kemampuan berpikir.
Mempunyai intelegensi yang tinggi tentu menjadi dambaan setiap orang karena memudahkan dalam menjalani kehidupan. Namun hal itu perlu adanya upaya dan tindakan, untuk senantiasa konsisten dalam melatih serta menjaga otak agar dapat memaksimalkan potensi intelegensi yang ada.
Sumber :
Kecerdasan Intelektual : definisi dan peran dalam kehidupan sehari-hari.2020
cara meningkatkan IQ yang bisa anda coba. 2020
test psikologi : test inteligensi dan tes bakat. 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H