Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bekas Lubang Jarum

24 Juni 2021   05:05 Diperbarui: 24 Juni 2021   05:04 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Becengkrama menikmati transisi dari terang ke gelap dengan secangkir teh dan kopi membawa pembelajaran  tentang kehidupan.

Di suatu petang dengan awan yang menawan berwarna jingga, seorang ayah dengan anak laki-lakinya yang masih muda duduk di teras belakang sambil bercengkrama menikmati  transisi dari terang menuju gelap. Mereka tampak akrab dengan secangkir teh dan kopi yang turut menjadi saksi.


"Yah, aku tadi mendiamkan Dion. Aku salah ya?" kata Jimmy kepada ayahnya.


"Kenapa kamu tiba-tiba mendiamkan Dion? Apa yang terjadi dengan kalian?" tanya pak Fredly antusias kepada anaknya.


Jimmy pun tersenyum kecut, kemudian berkata, "abis aku sebel dengan Dion, dia selalu seenaknya sendiri. Mau nya menang sendiri. Aku tidak suka dengan tindakannya yang tiba-tiba mengatur untuk acara yang sudah disusun bersama, padahal waktu sebelumnya dia tidak pernah datang rapat. Teman-teman  ternyata juga merasakan hal yang sama, tidak suka dengan tindakan Dion."


Pak Fredly  tertawa dan berkata "Berarti saat ini kamu sedang kesal dan marah. Bagus, kamu bisa mengenali emosi yang ada dalam dirimu, entah itu positif maupun negative. Dan emosi memang perlu diungkapkan, namun  jangan sampai emosi itu menjadikanmu tidak bisa menguasai dirimu sehingga melukai dirimu sendiri dan orang-orang di sekitarmu" jelas pak Fredly.


"Maksud ayah ... gimana?" Jimmy terdiam dan berpikir.


Pak Fredly   tersenyum sambil berkata, "Kita semua pasti mempunyai emosi sebagai respon terhadap situasi atau keadaan. Emosi ini ada dua macam yaitu emosi positif, seperti : rasa senang, bersyukur, bangga, berharap dll dan emosi negative, seperti : marah, kecewa, sedih, kuatir dll. Nahh, semua emosi ini perlu dikenali dan di pahami lalu dikelola dengan baik dan diekspresikan (dikeluarkan). Diekspresikan itu bisa dalam bentuk kata-kata atau tindakan."


Lalu, Pak Fredly masuk ke dalam rumah dan keluar membawa jarum serta  kertas. 

Ia menunjukkan pada Jimmy "Lihatlah, ayah membawa jarum dan kertas. Sekarang , jimmy tancapkan jarum pada kertas. Lalu coba cabut jarum itu dan letakkan disini" ucap pak Fredly memberi perintah.


Jimmy pun melakukan apa yang diperintahkan oleh ayahnya sambil mengamati.


"Tadi  sudah mengenali tentang  emosi. Ayah ambil contoh langsung, emosi yang Jimmy rasakan pada Dion yaitu kesal dan marah, ini termasuk emosi negative. Sekarang, bagaimana cara mengelola perasaan kesal dan marah itu. Ada pengelolaan yang buruk dan langsung diekspresikan, misal : langsung memarahi dan memaki-maki Dion atau membanting pintu karena kesal dengan Dion. Namun ada pengelolaan yang baik dan diekspresikan dengan baik juga, misal : menegur Dion empat mata atau mengajak diskusi atau memberi pemahaman kepada Dion dengan baik.

Sekarang lihatlah kertas ini, ada lubang bekas jarum. Lubang ini sama dengan luka yang telah digoreskan pada diri sendiri dan orang lain akibat meluapkan  emosi, baik dalam kata-kata atau tindakan yang menyakiti (mengekspresikan dengan cara negative). Walaupun jarum itu telah dicabut tapi bekasnya berupa lubang masih ada dan tidak bisa menutup sendiri. Itu sama saja dengan perkataan atau tindakan yang menyakiti saat marah walaupun sudah minta maaf namun masih ada luka. Sehingga perlu untuk berpikir dan mengontrol setiap kata-kata dan tindakan yang kita ekspresikan  agar tidak melukai diri sendiri dan orang lain sehingga hubungan pertemanan, persahabatan dan persaudaraan  akan tetap terjaga" jelas ayah kepada Jimmy.


"Iya ayah, Jimmy paham sekarang" sahut Jimmy tanda mengerti.


"Tindakanmu tepat anakku dengan kamu diam. Berarti kamu tidak tersulut emosi dan bisa mengontrol emosimu untuk tidak melukai Dion dan teman-temanmu yang lain. Namun, kamu juga harus menyelesaikan persoalan ini agar  dengan melakukan diskusi bersama seluruh panitia termasuk Dion atau bila kamu berani untuk berbicara berdua dengan Dion agar rencana dan keputusan yang diambil bisa segera dijalankan" terang ayahnya .


"Iya ayah, Jimmy harus belajar tenang dan berpikiran jernih dalam berdiskusi dan mengambil keputusan. Trimakasih, Jimmy belajar banyak dari ayah untuk mengelola emosi" ucap Jimmy sambil tersenyum kepada ayahnya.


"Kembali kasih anakku. Kita sebagai manusia diberi akal dan budi, itulah yang membedakan kita dari mahluk ciptaan yang lain. Anak ayah selain cerdas secara pengetahuan (Intelegent) juga harus cerdas secara emosi (emosional) karena itu yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan. Ayah sangat sayang dengan Jimmy" pesan ayah kepada anak laki-laki satu-satunya.


"Iya ayah,  Jimmy juga sayang ayah.  Doakan Jimmy ya" pinta Jimmy kepada ayahnya.


       Ayah lalu mengelus kepala Jimmy dan mendekap anaknya. Ayah merasa bersyukur punya anak semata wayang yang bukan hanya cerdas di sekolahnya, namun juga mau belajar untuk rendah hati dan menerima masukan. Mereka pun berbincang-bincang dan saling bersenda gurau sambil menikmati gemerlap bintang-bintang  di tengah kegelapan. Begitu akrab dan bahagia, ayah bersama anaknya menikmati suasana malam.

Image : suarapersada.com
Image : suarapersada.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun