Mohon tunggu...
Heart Light
Heart Light Mohon Tunggu... Mahasiswa - Heart Light🍓

Simple girls 🌷🍀 🌷and be my self Life is Love❤️

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bekas Lubang Jarum

24 Juni 2021   05:05 Diperbarui: 24 Juni 2021   05:04 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image : m.kumparan.com


"Tadi  sudah mengenali tentang  emosi. Ayah ambil contoh langsung, emosi yang Jimmy rasakan pada Dion yaitu kesal dan marah, ini termasuk emosi negative. Sekarang, bagaimana cara mengelola perasaan kesal dan marah itu. Ada pengelolaan yang buruk dan langsung diekspresikan, misal : langsung memarahi dan memaki-maki Dion atau membanting pintu karena kesal dengan Dion. Namun ada pengelolaan yang baik dan diekspresikan dengan baik juga, misal : menegur Dion empat mata atau mengajak diskusi atau memberi pemahaman kepada Dion dengan baik.

Sekarang lihatlah kertas ini, ada lubang bekas jarum. Lubang ini sama dengan luka yang telah digoreskan pada diri sendiri dan orang lain akibat meluapkan  emosi, baik dalam kata-kata atau tindakan yang menyakiti (mengekspresikan dengan cara negative). Walaupun jarum itu telah dicabut tapi bekasnya berupa lubang masih ada dan tidak bisa menutup sendiri. Itu sama saja dengan perkataan atau tindakan yang menyakiti saat marah walaupun sudah minta maaf namun masih ada luka. Sehingga perlu untuk berpikir dan mengontrol setiap kata-kata dan tindakan yang kita ekspresikan  agar tidak melukai diri sendiri dan orang lain sehingga hubungan pertemanan, persahabatan dan persaudaraan  akan tetap terjaga" jelas ayah kepada Jimmy.


"Iya ayah, Jimmy paham sekarang" sahut Jimmy tanda mengerti.


"Tindakanmu tepat anakku dengan kamu diam. Berarti kamu tidak tersulut emosi dan bisa mengontrol emosimu untuk tidak melukai Dion dan teman-temanmu yang lain. Namun, kamu juga harus menyelesaikan persoalan ini agar  dengan melakukan diskusi bersama seluruh panitia termasuk Dion atau bila kamu berani untuk berbicara berdua dengan Dion agar rencana dan keputusan yang diambil bisa segera dijalankan" terang ayahnya .


"Iya ayah, Jimmy harus belajar tenang dan berpikiran jernih dalam berdiskusi dan mengambil keputusan. Trimakasih, Jimmy belajar banyak dari ayah untuk mengelola emosi" ucap Jimmy sambil tersenyum kepada ayahnya.


"Kembali kasih anakku. Kita sebagai manusia diberi akal dan budi, itulah yang membedakan kita dari mahluk ciptaan yang lain. Anak ayah selain cerdas secara pengetahuan (Intelegent) juga harus cerdas secara emosi (emosional) karena itu yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan. Ayah sangat sayang dengan Jimmy" pesan ayah kepada anak laki-laki satu-satunya.


"Iya ayah,  Jimmy juga sayang ayah.  Doakan Jimmy ya" pinta Jimmy kepada ayahnya.


       Ayah lalu mengelus kepala Jimmy dan mendekap anaknya. Ayah merasa bersyukur punya anak semata wayang yang bukan hanya cerdas di sekolahnya, namun juga mau belajar untuk rendah hati dan menerima masukan. Mereka pun berbincang-bincang dan saling bersenda gurau sambil menikmati gemerlap bintang-bintang  di tengah kegelapan. Begitu akrab dan bahagia, ayah bersama anaknya menikmati suasana malam.

Image : suarapersada.com
Image : suarapersada.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun