"Baik miss..." kami semua menjawab
Miss Irene lalu mengambil soal di tasnya dan membagikan pada semua siswa tanpa terkecuali.
"Baik, semua sudah dapat soal. Coba periksa apa ada tulisan yang kurang jelas atau ada yang mau di tanyakan?" miss Irene mengajak siswanya untuk mengoreksi soal yang sudah dibagikan.
Semua terdiam dan suasana kembali hening.
"Bila tidak ada pertanyaan, untuk soal di kerjakan dalam waktu 45 menit. Miss yakin kalian semua pasti bisa mengerjakan sendiri dengan sangat baik. Kalian semua adalah anak terpilih dan cerdas." pesan miss Irene sebelum mengerjakan soal
Aku tidak mendengar apa yang miss Irene katakan, karena aku masih kebingungan saat melihat kotak pensilku yang selalu ada di tas tidak kelihatan. Semua buku dan barang-barang di tas, aku keluarkan agar mudah mencarinya. Namun sampai dua kali aku mencari dan mengeluarkan seluruh barang, tak nampak kotak pensilku menunjukkan batang hidungnya. Aduchh ... bagaimana ini, teman-temanku sudah mulai sibuk mengerjakan dan sempat aku bertanya kepada salah satu teman, namun dia tidak mempunyai alat tulis lebih.
Tiba- tiba ada teman perempuan yang mengagetkanku
"Ini pake saja pensil dan penghapusku. Kamu pasti memerlukannya ..." katanya sambil menyodorkan alat tulis tersebut.
Aku pun terbelalak karena Grace adalah sainganku dan aku tidak suka dengan gayanya yang selalu menyudutkanku saat presentasi dan diskusi.
"Ehmm ... mungkin aku bisa meminjam kepada teman-teman yang lain. Kamu pakai sendiri saja dulu." kataku yang seolah gengsi menerima bantuan Grace.
"Aku tahu kamu lebih membutuhkan ... sudah jangan buang-buang waktu lagi. Aku membawa lebih kok." ucap Grace sambil membaca soal.