Sejarah Docang merupakan kuliner khas yang berasal dari Cirebon dan sekitarnya. Masakan ini sudah ada sejak zaman Wali Songo, yang menyiarkan Agama Islam di kawasan Cirebon dan sekitarnya. Konon Docang dibuat untuk meracuni para Wali Songo, tetapi para Wali Songo pun ketagihan dengan masakan dari Pangeran Rengganis setelah disajikan. Makanan ini merupakan perpaduan dari lontong, daun singkong, toge, dan kerupuk, yang berkolaborasi sayur oncom yang terbuat dari ampas tahu dicampur sedikit bungkil kacang tanah (sisa perasan dijadikan minyak) yang disebut gempa (yang dihancurkan). Sejarah Docang sudah ada sejak abad ke 15.Docang dibuat dari campuran potongan lontong, parutan kelapa, daun singkong, daun kucai, tauge, dan kerupuk yang sedikit diremas. Bahan-bahan tersebut kemudian disiram dengan kuah dage, yang merupakan kuah bening yang memiliki citarasa masam yang mirip seperti kuah sayur asam. Kuah dage sendiri adalah hasil fermentasi tempe serupa oncom.
Asal usul docang masih menjadi misteri, tetapi ada beberapa teori tentang asalnya. Sebagian orang mengatakan bahwa docang berasal dari zaman kesultanan Cirebon sebagai makanan rakyat yang digunakan oleh Pangeran Rengganis untuk meracuni para wali songo. Namun, para wali songo yang melahap hidangan tersebut tidak merasa keracunan, tetapi hanya merasa ketagihan dengan rasa gurih dan segar dari docang.
Docang juga dikenal sebagai makanan yang disukai para wali songo, sehingga menjadi makanan yang disukai oleh masyarakat Cirebon. Menikmati docang bukan hanya soal mengisi perut, tetapi juga merasakan sejarah dan tradisi yang mendalam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H