Ita Tara dalam penggalan lagunya mengatakan:Â
"andaikan aku punya sayap kukan terbang jauh mengelilingi angkasa, 'kan kuajak ayah bundaku, terbang bersamaku melihat indahnya dunia."
Lagu Ita Tara yang telah berhasil menginspirasi tanah air ini termasuk saya, amat cocok digambarkan untuk kerinduan seorang anak akan keberhasilannya di negeri orang atau sebagai perantau.
Gambaran situasi kerinduan para perantau juga tersirat dalam petikan puisi Fiersa Besari yakni
 "pergilah sejauh-jauhnya agar kamu tahu bagaimana nikmatnya pulang."
Apa nikmatnya pulang? Ada kebaikan yang perlu disadari dari satu kata ini, berikut uraiannya:
1. Pulang adalah esensi dari melepas lelah dan merangkul harapan.Â
Tak mampu dipungkiri, pulang ke kampung halaman akan mengisi daya untuk memulai langkah baru. Sesuai lagu nasional Indonesia tanah air beta yang liriknya berbunyi demikian:
 "disana tempat lahir beta, dibuai dibesarkan bunda, tempat berlindung di hari tua sampai akhir menutup mata."Â
Inilah alasan terbesar mengapa seseorang ingin pulang, itu karena ia lahir dan besar di sana. Ada banyak peristiwa yang sudah terjadi di sana dan tempat yang paling tepat untuk melepas lelah adalah rumah tempat kita dibesarkan.
2. Pulang adalah tanda bakti
Senikmat-nikmatnya seorang perantau mengadu nasib, pasti akan tiba di masa rindu untuk pulang. Bahkan sejauh-jauhnya ia akan merantau, seseorang juga akan tiba dimasa sangat rindu satu peristiwa bersama dengan anggota keluarga dan orang tua. Tanda kerinduan yang paling terlihat ialah tetes air mata yang jatuh tanpa terasa.
Ciri lainnya dari para perantau adalah sering menabung rindu. Karena itu, momen yang satu ini tidak boleh berlalu dengan percuma. Rindu perlu diabadikan.
3. Video Call tidak dapat menggantikan nikmatnya pulang
 Memasuki usia 18 tahun, ada banyak orang yang sudah harus meninggalkan rumah untuk pergi merantau menempuh cita-citanya, baik untuk kuliah atau juga bekerja. Meski ada pilihan, apakah tinggal jauh dari orang tua ataupun masih tinggal bersama, ada banyak juga orang yang lebih memilh mengadu nasib ketika jauh dari keluarga. Artinya menempah kemandirianlah alasan utama merantau.
Kendati kemajuan teknologi sudah mampu mengikis rasa rindu pada keluarga, tapi belum ada yang mampu menggantikan posisi nikmatnya ketika pulang dan memeluk hangat orang tua kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI