Senikmat-nikmatnya seorang perantau mengadu nasib, pasti akan tiba di masa rindu untuk pulang. Bahkan sejauh-jauhnya ia akan merantau, seseorang juga akan tiba dimasa sangat rindu satu peristiwa bersama dengan anggota keluarga dan orang tua. Tanda kerinduan yang paling terlihat ialah tetes air mata yang jatuh tanpa terasa.
Ciri lainnya dari para perantau adalah sering menabung rindu. Karena itu, momen yang satu ini tidak boleh berlalu dengan percuma. Rindu perlu diabadikan.
3. Video Call tidak dapat menggantikan nikmatnya pulang
 Memasuki usia 18 tahun, ada banyak orang yang sudah harus meninggalkan rumah untuk pergi merantau menempuh cita-citanya, baik untuk kuliah atau juga bekerja. Meski ada pilihan, apakah tinggal jauh dari orang tua ataupun masih tinggal bersama, ada banyak juga orang yang lebih memilh mengadu nasib ketika jauh dari keluarga. Artinya menempah kemandirianlah alasan utama merantau.
Kendati kemajuan teknologi sudah mampu mengikis rasa rindu pada keluarga, tapi belum ada yang mampu menggantikan posisi nikmatnya ketika pulang dan memeluk hangat orang tua kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H