Mohon tunggu...
Kristin Siahaan
Kristin Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Observer, Theological Student'15

Mulai dan nikmati prosesNya.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ketika Aku Menjadi Seorang Anak...

9 April 2021   22:28 Diperbarui: 9 April 2021   22:37 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Apakah peranmu dalam keluarga saat ini? Menjadi seorang ayah atau ibu atau juga anak? Menjadi seluruh peran dalam keluarga memiliki batas (limit). Seseorang tidak akan pernah langsung menjadi orang tua, sebelum ia menjadi seorang anak.

Terlebih dulu diberi kasih lalu memberi kasih. Lebih dahulu diberi contoh cara merawat, sehingga di wakru lain mampu merawat dan memberi contoh kembali. Itulah siklus hidup

Sudah menjadi barang tentu bahwa orang tua yang sudah menua atau lansia akan dirawat oleh anak-anaknya. Kalau dahulu ibu dan ayah yang merawat dan membesarkan seorang anak hingga ia sudah mampu membina keluarganya sendiri.

Usia renta adalah masa dimana orang tua yang akan di rawat oleh anak-anaknya oleh karena penyakit atau berkurangnya kekuatan. Ya sekali lagi begitulah siklus hidup.

Ada sebuah pepatah mengatakan:

"Satu ibu mampu membesarkan tujuh orang anak, tetapi tidak untuk sebaliknya, tujuh orang anak belum tentu mampu merawat satu ibunya."

Dengan mengamati cukup banyak keluarga yang memiliki orang tua di usia renta. Penulis melihat sebuah fakta yang cukup nyata terjadi di tengah-tengah masyarakat yaitu ketika seorang anak telah berumah tangga, adalah benar telah memiliki tanggungan untuk menghidupi keluarganya. Tetapi, keadaan tersebut tidak menjadi alasan untuk tidak memerhatikan orang tuanya lagi. Orang tua sering dioper sana-sini.

Dari situasi ini, penulis mulai merenung dan memetik satu pesan, apakah mungkin lari dari masalah atau memungkiri bahwa kita yang adalah anak di hari ini, suatu hari tidak akan menjadi orang tua? Jawabannya pasti tidak.

Tiada kata bosan atau berhenti untuk menjadi seorang anak, ibu atau ayah.

Sambil melayangkan pikiran lagi, ketika aku melihat seorang bayi yang menangis di gendongan ibunya. Melintas satu kalimat dalam perenungan itu "tidak ada kata bosan atau lelah menjadi seorang ibu."

Sangat jarang seorang ibu mengatakan, "aku bosan merawatmu nak atau bu capek merawatmu." Berangkat dari pemikiran itu, harusnya setiap anak mesti bercermin kepada ibu atau ayahnya sendiri.

Orang tua yang sudah menjadi ibu atau ayah sekarang, mereka dahulu adalah seorang anak. Seorang anak saat ini, kelak akan menjadi seorang ibu atau ayah. Dengan kata lain, status sebagai seorang anak, atau ibu atau ayah akan selalu melekat sampai akhir hayat.

Dengan menyadari stigma tersebut, jadilah sebagaimana dirimu ada hari ini. Kalau menjadi anak, jadilah anak yang patuh pada orang tua dan ingat akan ada waktunya diri sendiri akan menjadi orang tua juga yang harus dirawat. Kalau menjadi orang tua, jadilah teladan bagi anaknya agar anak memahami juga bahwa dirimu akan dirawat.

Merawatlah, karena akan dirawat; Menaburlah, karena akan menuai

Salam hangat dari peran anak di masa ini,

Kristin J Siahaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun