Mohon tunggu...
Kristin Setyawati
Kristin Setyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Saya masihlah seorang mahasiswa, berniat ingin menyalurkan hobi sekaligus menambah pengalaman di dunia kepenulisan melalui kompasiana. Tidak banyak yang dapat saya lakukan sebagai mahasiswa di kampus. Oleh sebab itu, saya mencoba mencari kesibukan lain di luar kampus dengan menjadi penulis di berbagai platfrom online. Semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat bagi khalayak umum yang juga memiliki ketertarikan akan dunia literasi dan bahasa sama seperti saya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kajian Analisis Wacana Kritis Abad XXI: Mengurai Makna dalam Teks dan Konteks

16 Juni 2024   21:05 Diperbarui: 16 Juni 2024   21:13 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Di era informasi dan komunikasi global, kata-kata memiliki kekuatan luar biasa. Melalui teks, baik lisan maupun tulisan, wacana dibentuk dan dipertukarkan. Namun, dalam setiap wacana, terdapat struktur kekuasaan dan ideologi yang mempengaruhi cara kita memahami dunia. Oleh karena itu, kajian analisis wacana kritis (Critical Discourse Analysis - CDA) menjadi alat penting untuk mengurai dan memahami dinamika tersebut, terutama di abad XXI yang penuh dengan kompleksitas sosial dan politik.

Apa Itu Analisis Wacana Kritis?

Analisis wacana kritis adalah pendekatan interdisipliner yang meneliti bagaimana teks dan bahasa mencerminkan, membentuk, dan mereproduksi kekuasaan dan ideologi dalam masyarakat. Menurut Teun A. van Dijk, salah satu tokoh terkemuka dalam bidang ini, CDA "berfokus pada cara kekuasaan dan ketidakadilan sosial diekspresikan, direproduksi, dan dilawan oleh teks dan bahasa dalam konteks sosial dan politik tertentu".

Mengapa Penting di Abad XXI?

  • Media dan Informasi

Di abad XXI, media massa dan media sosial menjadi pilar utama penyebaran informasi. Namun, media juga dapat menjadi alat propaganda dan manipulasi. Misalnya, berita palsu (fake news) dan disinformasi dapat mempengaruhi opini publik dan bahkan hasil pemilihan umum. CDA membantu kita memahami bagaimana narasi tertentu dibangun untuk mendukung agenda politik atau ekonomi tertentu.

  • Globalisasi dan Migrasi

Globalisasi telah membawa perubahan besar dalam dinamika sosial dan budaya. Migrasi, baik secara sukarela maupun paksa, menciptakan masyarakat multikultural yang kompleks. Dalam konteks ini, wacana tentang identitas, integrasi, dan konflik menjadi sangat relevan. CDA memungkinkan kita untuk menganalisis bagaimana bahasa digunakan untuk membentuk persepsi tentang 'yang lain' (the other) dan bagaimana hal ini mempengaruhi kebijakan dan hubungan antar kelompok.

Ketidakadilan sosial dan ketimpangan ekonomi adalah isu utama di banyak negara. Wacana tentang kelas, ras, gender, dan hak-hak asasi manusia sering kali mencerminkan dan memperkuat struktur kekuasaan yang ada. Norman Fairclough, salah satu pelopor CDA, menyatakan bahwa "analisis wacana kritis berusaha untuk mengungkap dan menantang ketidakadilan sosial yang diekspresikan dan dipertahankan melalui bahasa".

Metode dan Pendekatan dalam CDA

Pendekatan CDA melibatkan berbagai metode analisis, mulai dari analisis linguistik mikro hingga analisis konteks sosial makro. Berikut beberapa metode yang umum digunakan:

  • Analisis Teks

Melibatkan pemeriksaan detail terhadap struktur teks, seperti pilihan kata, penggunaan metafora, dan sintaksis. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi bagaimana elemen-elemen ini membentuk makna dan mendukung ideologi tertentu.

  • Analisis Konteks

Menganalisis konteks sosial, politik, dan budaya di mana teks diproduksi dan dikonsumsi. Ini termasuk memahami siapa yang memiliki kekuasaan untuk mengontrol wacana dan bagaimana wacana tersebut berdampak pada audiens.

  • Analisis Intertekstualitas

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun