Mohon tunggu...
Kristin Setyawati
Kristin Setyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sebelas Maret

Saya masihlah seorang mahasiswa, berniat ingin menyalurkan hobi sekaligus menambah pengalaman di dunia kepenulisan melalui kompasiana. Tidak banyak yang dapat saya lakukan sebagai mahasiswa di kampus. Oleh sebab itu, saya mencoba mencari kesibukan lain di luar kampus dengan menjadi penulis di berbagai platfrom online. Semoga apa yang saya tulis dapat bermanfaat bagi khalayak umum yang juga memiliki ketertarikan akan dunia literasi dan bahasa sama seperti saya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengungkap Makna di Balik Kata: Pentingnya Belajar Analisis Wacana

19 Maret 2024   00:16 Diperbarui: 19 Maret 2024   00:25 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam era di mana informasi menjadi semakin melimpah, dan narasi-narasi saling bersaing untuk mendapatkan perhatian kita, kemampuan untuk memahami dan menganalisis wacana telah menjadi suatu keharusan. Setiap hari, kita dibanjiri oleh teks-teks dari berbagai sumber: mulai dari artikel berita yang berjudul mencolok hingga posting media sosial yang menggugah emosi. Di tengah kebisingan ini, penting bagi kita untuk memiliki keterampilan yang memungkinkan kita untuk membedakan antara apa yang sebenarnya dikatakan dan apa yang dimaksudkan oleh pengarangnya (Silaswati, 2019).

Analisis wacana adalah alat yang kuat dalam membantu kita mengatasi tantangan ini. Dengan mempelajari keterampilan ini, kita dapat menjelajahi lebih dalam dari apa yang terlihat di permukaan teks-teks yang kita hadapi sehari-hari (Badara, 2014). Kita dapat menggali makna-makna tersembunyi di balik kata-kata yang digunakan, memahami konteks sosial, politik, dan budaya di mana teks itu dihasilkan, serta mengidentifikasi narasi-narasi yang terselubung yang mungkin mencoba memengaruhi pandangan kita.

Menurut Rojo (2016), analisis wacana bukan hanya tentang memahami teks-teks yang kita baca atau dengar, tetapi juga tentang memahami bagaimana bahasa digunakan untuk memengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan kita. Ini merupakan keterampilan yang penting dalam berbagai konteks, baik itu dalam pembacaan berita, penulisan akademis, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi mengapa belajar analisis wacana begitu penting dalam dunia yang didorong oleh informasi, serta bagaimana keterampilan ini dapat memberi kita kekuatan untuk menjadi pembaca dan pembicara yang lebih kritis, terinformasi, dan efektif.

  • 1. Memahami Konteks dan Kekuasaan

Analisis wacana membuka pintu untuk memahami konteks di mana suatu teks dihasilkan. Setiap kata, frase, atau gambaran memiliki latar belakang sosial, politik, dan budaya yang memengaruhi maknanya. Dengan belajar analisis wacana, kita dapat mengidentifikasi bagaimana kekuatan dan hierarki tertanam dalam bahasa yang digunakan, memungkinkan kita untuk lebih kritis terhadap pesan yang disampaikan. Contohnya adalah analisis pidato politik seorang pemimpin dalam konteks sejarah dan politik saat itu. Misalnya, memeriksa pidato seorang presiden dalam periode kampanye untuk memahami bagaimana bahasa digunakan untuk memperkuat agenda politik dan meraih dukungan publik.

  • 2. Menemukan Narasi yang Terselubung

Banyak teks, baik itu artikel berita, pidato politik, atau iklan, sering kali mengandung narasi yang terselubung. Analisis wacana memungkinkan kita untuk menggali di balik kata-kata yang digunakan untuk menemukan pesan yang tidak selalu terlihat secara langsung. Dengan demikian, kita dapat lebih waspada terhadap upaya-upaya manipulatif atau framing yang bisa memengaruhi pandangan kita terhadap suatu isu. Contohnya seperti analisis iklan produk kecantikan yang sering kali menggunakan narasi tentang "kecantikan ideal". Namun, melalui analisis wacana, kita dapat melihat bagaimana iklan tersebut sebenarnya memperkuat standar kecantikan yang tidak realistis dan mendorong persepsi yang merugikan terhadap penampilan diri.

  • 3. Membangun Kesadaran akan Bahasa dan Kekuatan Berbicara

Belajar analisis wacana juga membantu kita membangun kesadaran akan kekuatan bahasa. Setiap kata yang dipilih memiliki dampak yang berbeda, dan dengan memahami bagaimana kata-kata itu dapat dipilih dan digunakan, kita dapat menjadi pembicara yang lebih efektif dan berpengaruh. Dengan menguasai analisis wacana, kita dapat memahami bagaimana bahasa tidak hanya mencerminkan realitas, tetapi juga menciptakannya. Seperti saat membandingkan dua pidato dengan nada yang berbeda: satu menggunakan bahasa yang inklusif dan mendukung kerjasama, sementara yang lain menggunakan bahasa yang memicu ketakutan dan pembagian. Dengan analisis wacana, kita dapat memahami bagaimana pilihan kata memengaruhi reaksi emosional dan persepsi pendengar.

  • 4. Meningkatkan Kritisisme dan Literasi Media

Dalam era di mana informasi tersebar luas dan cepat melalui berbagai platform media, kritisisme dan literasi media menjadi sangat penting. Analisis wacana membantu kita untuk menjadi pembaca yang lebih kritis, mampu mengidentifikasi bias, stereotip, dan retorika yang digunakan untuk memengaruhi pandangan kita. Dengan demikian, kita dapat menjadi konsumen media yang lebih cerdas dan terinformasi. Saat mengamati bagaimana berita tentang suatu peristiwa yang sama diungkapkan oleh media yang berbeda dengan framing yang berbeda pula. Dengan analisis wacana, kita dapat mengidentifikasi bagaimana setiap media menggunakan bahasa untuk menyoroti atau menutupi aspek-aspek tertentu dari cerita, serta bagaimana hal ini memengaruhi pemahaman kita tentang peristiwa tersebut.

Jadi, pentingnya belajar analisis wacana tidak dapat diabaikan dalam masyarakat yang didorong oleh informasi. Kemampuan untuk membaca di antara baris dan mengungkap makna yang tersembunyi merupakan alat yang kuat dalam memahami dunia di sekitar kita. Dengan belajar analisis wacana, kita tidak hanya menjadi pembaca yang lebih kritis, tetapi juga pembicara yang lebih berpengaruh dan terinformasi.

Referensi:

Badara, A. (2014). Analisis wacana: Teori, metode, dan penerapannya pada wacana media. Prenada Media.

Rojo, L. M. (2016). Language and power. In The Oxford handbook of language and society (p. 77). Oxford: Oxford University Press.

Silaswati, D. (2019). Analisis wacana kritis dalam pengkajian wacana. METAMORFOSIS| Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia dan Pengajarannya, 12(1), 1-10.

Ditulis oleh: Kristin Setyawati dan Muhammad Rohmadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun