Mohon tunggu...
Kristina Widiastuti
Kristina Widiastuti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobby saya adalah senam, menyanyi dan menari

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Praktik Baik di Sekolah dengan Tidak Melakukan Pembiaran

18 Maret 2023   11:15 Diperbarui: 18 Maret 2023   11:11 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Praktik Baik merupakan kegiatan yang sudah dilakukan atau pengalaman keberhasilan terbaik dari guru dalam menjalankan tugas mereka. Tugas guru disini tidak sekedar mengajar tetapi juga mendidik. Karena sesungguhnya pengajaran adalah bagian dari Pendidikan. 

Seperti yang disampaikan oleh Bapak Ki Hadjar Dewantara bahwa mendidik dan mengajar adalah proses memanusiakan manusia, sehingga harus memerdekakan manusia dengan segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental , jasmani dan rohani.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan yang memanusiakan manusia adalah pendidikan yang membantu mengembangkan dan mengarahkan potensi manusia (peserta didik) yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik dan menjadi manusia yang benar-benar manusia.

Untuk itu sebagai pendidik hendaknya kita mampu menjadi "among" Sistem Among sering dikaitkan dengan asas yang berbunyi: Ing ngarso sung tuladha. , Ing madya mangun karsa,Tut Wuri Handayani, ini telah banyak dikenal oleh masyarakat daripada Sistem Among sendiri, karena banyak dari anggota masyarakat yang belum memahaminya.

Sistem Among berasal dari bahasa Jawa yaitu mong atau momong, yang artinya mengasuh anak. Para guru atau dosen disebut pamong yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak sepanjang waktu dengan kasih sayang. Menurut saya kasih sayang dapat diwujudkan dengan tidak melakukan pembiaran pada anak didik.

Sekarang marak terjadi siswi SMA yang masih awet dan bertahan dalam penggunaan masker. Padahal pandemic covid sudah berlalu. Hanya untuk mengelabui bapak/ibu guru, supaya tidak ketahuan. Di saat bergaul dengan teman-temannya dan tidak ada bapak/ibu guru disekitarnya mereka membuka masker dan ternyata banyak yang memakai lip balm/ lip gloss dan semacamnya.

Apa itu lip balm dan apakah sama dengan lip gloss? Lip balm adalah produk pelembap bibir yang umumnya terbuat dari lilin, bee wax, petroleum jelly, shea butter, dan diperkaya vitamin. Manfaat lip balm juga untuk mencegah dan mengatasi bibir kering, pecah-pecah, dan bibir gelap.Sedangkan Lip gloss memiliki formula yang cenderung liquid dan juicy. Warnya yang lembut dan bening jadi pembeda antara lip gloss dan lipstick.

Alasan mereka saat ditanya adalah supaya bibirnya lembab atau tidak kering dan pecah-pecah. Namun tampak seperti tidak layak karena warnanya tidak sama dengan warna bibir aslinya. Sehingga menjadi pusat perhatian diantara sekitarnya.Kasih sayang dan perhatian kita berikan berupa nasehat dan himbauan. Bahkan kami mengijinkan asal tidak berwarna karena kebutuhan perawatan atau pengobatan.

Karena lip balm, lip gloss dan semacamnya termasuk kategori kosmetik. Dan terdapat peraturan sekolah yang sudah mereka langar yakni tentang penggunaan kosmetik. ( Tidak diijinkan siswi menggunakan kosmetik dalam lingkungan sekolah).Ternyata hanya beberapa saja yang mengindahkan nasehat tersebut. Sepertinya kebutuhan dasar mereka akan kesenangan, kebebasan dan diakui belum terpenuhi.

Sampai akhirnya salah satu dari mereka berani menyampaikan, lalu mengapa guru boleh berhias? Alangkah terkejutnya kami saat itu. Sungguh miris jika memperhatikan cara berpikir anak jaman sekarang. Yang acuannya hanya dari media HP. Seakan akan tidak ada lagi pendekatan personal, pupus rasa saling menghormati dan menyayangi.

Untuk itu penulis mengangkat tema Praktik Baik di Sekolah dengan tidak melakukan pembiaran. Melihat fenomena di atas, sangat mengkhawatrkan mengingat beberapa dampak negatifnya. Dari segi penggunaan yang terlalu sering dan jangka waktu lama, dan dari segi norma Susila (agama).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun