Mohon tunggu...
Kristina Riska
Kristina Riska Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas kristen indonesia

Hobby menari dan bermain volly

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Agama dalam Moralitas dan Nilai-nilai Kehidupan

16 Januari 2024   21:16 Diperbarui: 16 Januari 2024   21:28 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran moral manusia adalah pendidikan agama. Pihak yang terlibat yaitu lembaga pendidikan, agama, media, masyarakat, dan pemerintah bekerja sama dan dapat bertanggung jawab satu sama lain. Semua orang mulai dari latar belakang saling mendukung dalam aspek hidup. . Aspek ini memiliki pengaruh yang besar juga dapat menjadi ancanaman. Oleh karena itu, peran pendidikan agama sangat penting untuk menyatukan bangsa.

 Pendidikan agama di sekolah juga sangat penting bagi siswa-siwi untuk membentuk spiritualitas, karakter, dan watak mereka sehingga mereka dapat hidup rukun, bersatu, dan bekerja sama untuk mencapai keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan di setiap sekolah. Pendidikan ini juga dapat berfokus kepada anak-anak dengan empat prinses.

 1. Pendidikan agama Kristen harus dirancang dengan cara yang memungkinkan siswa memperoleh kemampuan dan menerapkan imannya di masyarakat agar bukan hanya menjadi sandungan baru, tetapi juga dapat bermanfaat bagi orang lain.

2. Pendidikan agama Kristen harus mengajarkan individu untuk memiliki identitas dan mampu menunjukkan keberadaannya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang tidak pesimis tetapi optimis, tidak negatif tetapi positif, dan menyadari bahwa mereka sangat berharga di mata Tuhan. 

3. Pendidikan agama Kristen harus menanamkan kesadaran bahwa hidup sendirian tidak mungkin dan bahwa kita tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

4. Fokus pendidikan agama Kristen harus tentang firman-Nya, sesama, 

d

Sesama manusia. 

Karena keberhasilan tidak dapat dicapai secara mandiri, begitu juga kesejahteraan harus dicapai secara kolektif. Cinta Kristus melampaui batas agama, etnis, dan manusia. Pendidikan agama Kristen dalam konteks keberagaman ini terhadap masyarakat dapat memberikan pendidikan kemandirian iman kepada siswa. Ini memungkinkan siswa untuk menetapkan iman dan hati mereka di tempat yang berbeda dan mampu menempatkan diri dalam pergaulan sekolah dan masyarakat. Keterbukaan juga penting, dan peran pendidikan agama harus mampu membawa siswa ke keterbukaan, yang berarti iman yang terbuka terhadap realitas masyarakat. Ketika kita terbuka, kita tidak akan menjelek-jelekkan agama lain tetapi akan melihat bahwa agama lain memiliki ajaran yang baik yang dapat diterapkan bersama. Kita juga harus bisa menghargai perbedaan ras, agama, dan suku. Dengan menjadi terbuka, seseorang bisa mengetahui kebaikan, yang dapat memberi berkat kepada sesama Kristen. Pendidikan telah digunakan manusia sepanjang sejarah untuk berbagi dan mengubah. Pendidikan sangat penting bagi siswa, yang sangat dibutuhkan mulai dari usia dini hingga jenjang sarjana. Sebagai siswa, kita telah diajarkan bagaimana belajar, berpikir logis, dan berpikir rasional. Sebagai generasi penerus, para pemimpin harus bukan hanya memimpin, tetapi juga bijaksana, adil, dan tidak korup. Karena ketika kita berada di atas, kita kadang-kadang lupa akan hal-hal baik karena kita merasa kita memiliki segalanya. Sebagai pemimpin yang memiliki iman dan takut akan Tuhan, mereka dapat memberi manfaat bagi orang lain di sekitar kita. Kita harus bertanggung jawab untuk menumbuhkan kepercayaan orang lain kembali ke pendidikan, di mana kita dididik terutama untuk disiplin, patuh, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang mengandalkan Tuhan.

   Bukan hanya di sekolah, tetapi juga di lingkungan kita sendiri, kita harus bisa menjadi berkat bagi orang lain saat berteman dengan orang-orang dari berbagai suku, budaya, ras, dan agama. Jangan pernah berpikir bahwa kita berteman hanya dengan orang-orang dari satu suku dan menganggap orang dari suku lain tidak baik; bertemanlah dengan siapa saja tanpa memandang status sosialnya. Nilai-nilai kehidupan berbangsa sangat penting, dan kita harus mengingat mereka. Moralitas adalah sikap hati seseorang yang ditunjukkan dalam perilakunya. Moralitas muncul ketika seseorang mengambil sikap yang baik dan menyadari bahwa dia memiliki kewajiban dan tanggung jawab bukan untuk mencari keuntungan atau dianggap egois.

 Pendidikan agama juga dapat membangun kepribadian yang baik dan iman yang kuat. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, termasuk remaja; pendidikan agama dan moral adalah yang paling penting karena mereka harus memahami bahwa pendidikan ini penting bagi kelangsungan hidup mereka dan masa depannya. Menumbuhkan kepribadian yang berkarakter dan beriman, maka pendidikan ini sangat penting agar kita dapat berkembang, berkembang, dan beradaptasi dengan lingkungan kita. yang pada awalnya tidak mengenal satu sama lain dan kemudian menjadi teman baik. Namun, kita juga harus pandai memilih mana teman yang baik dan bermanfaat bagi kita karena remaja sangat rentan dan bahkan pergaulan yang buruk bisa merusak kebiasaan baik. Firman Tuhan mengatakan bahwa pergaulan yang buruk bisa merusak kebiasaan baik, jadi kita harus pandai-pandai dalam mencari teman di lingkungan kita. Selain itu, pendidikan agama dapat membantu kita menjadi lebih dewasa dalam menanggapi setiap situasi. Sebagai generasi muda yang akan datang, kita harus belajar menjadi pemimpin yang bijaksana, berani, dan berani. Karena ketika kita nantinya akan menjadi pemimpin bangsa dan negara ini, kita benar-benar harus siap dan adil, dapat mengambil tindakan yang benar bukan hanya karena keinginan kita sendiri. Kita juga harus memiliki moral atau perilaku yang dapat mencerminkan atau menjadi contoh dan teladan untuk pendidikan agama. Jika itu bermanfaat bagi orang lain, itu sudah sangat baik karena kita menunjukkan nilai kehidupan yang baik karena iman dan kepercayaan kita kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun