Mohon tunggu...
Kristina Hisman
Kristina Hisman Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswi

Sparkling like a star

Selanjutnya

Tutup

Money

Menaikan Nilai Jual Produk melalui Packaging

6 Juni 2021   20:48 Diperbarui: 7 Juni 2021   00:08 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai, kalian tau nggak sih ternyata packaging yang baik itu dapat menaikan harga nilai jual suatu produk loh. Sebelumnya saya akan membahas mengenai packaging terlebih dahulu. 

Menurut Kotler dan Amstrong (2012) "kemasan adalah suatu bentuk kegiatan yang melibatkan desain serta produk, sehingga kemasan ini dapat berfungsi  agar produk di dalamnya dapat terlindungi". Packaging yang inovatif dapat menaikan harga jual suatu produk karena tampilan luar suatu packaging berpengaruh besar kepada perasaan emosional seseorang. Packaging yang lucu dan unik akan menaikan daya tarik tersendiri bagi yang melihatnya.

Menurut David Feber dalam artikel Mckinsey yang berjudul The Future Of Packaging tahun 2019 "Packaging is ubiquitous. It touches almost every person on the planet. It affects things that human beings need to survive: food, healthcare, personal care" Packaging digunakan untuk melindungi suatu produk dari kerusakan, jadi ketika sampai di tangan customer produk tersebut tidak mengalami kerusakan. Packaging yang inovatif haruslah tidak hanya sekedar dapat menjaga produk tersebut saja, namun packaging tersebut haruslah dapat di daur ulang sehingga dapat dipakai secara berkelanjutan. 

"Beef is one of the most environmentally harmful foods we eat. For each pound consumed, 27 pounds of CO2 are emitted getting it to our plates. Yet, we throw away a fifth of the beef we purchase --- the equivalent of 8 million cows each year --- often because it goes bad before we have a chance to cook it." (artikel Harvard Business Review yang berjudul How Packaging Protects the Environment - 2012). 

Daging sapi adalah salah satu makanan berbahaya bagi lingkungan kita, Untuk setiap pound daging sapi tergantung 27 pon CO2 yang di hidangkan pada piring kami, namun ternyata 8 juga sapi setiap tahunnya sering rusak karena kita belum memiliki kesempatan untuk memasaknya.

Dari hal ini kita mengetahui bahwa packaging yang dipakai untuk membungkus daging sapi tidaklah bagus karena packaging tersebut tidak menjaga kualitas daging tersebut, alhasil hanya akan dibuang saja. Ilmuan makanan mengembangkan packaging untuk menjaga kualitas daging dengan cara membuat kemasan siap pakai ( kemasan pabrik yang telah disegel oleh pabrik pengelolaan ) . 

Dengan kemasan sekali pakai ini umur simpan daging akan menjadi lebih lama dari biasanya, karena daging tersebut dapat bertahan selama berminggu -- minggu di dalam kulkas. Umumnya jarang sekali masyarakat yang membeli daging dan langsung memasaknya pada hari itu juga karena biasanya mereka akan memasak pada hari atau minggu berikutnya.

botol-coca-cola-bertuliskan-70-nama-populer-150812144329-901-60bd01178ede48663b3838f2.jpg
botol-coca-cola-bertuliskan-70-nama-populer-150812144329-901-60bd01178ede48663b3838f2.jpg
Packaging sangatlah mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan pembelian, salah satu bentuk inovasi dari packaging terdapat pada Coca - Cola. Coca Cola mengeluarkan packaging dengan jumlah terbatas yang mengakibatkan masyarakat akan merasa tertinggal jika ia tidak membeli produk Coca - Cola tersebut. Coca - Cola juga pernah mengeluarkan trick menulis nama pelanggan mereka secara acak pada packaging minuman tersebut sehingga mereka yang memiliki nama tersebut merasa senang dan tanpa sadar mempromosikan Coca - Cola pada jejaring sosial mereka, dengan cara ini omset Coca - Cola mengalami peningkatan drastis. 

Seharusnya packaging yang baik dapat mempermudah penggunaan karena dengan adanya packaging proses pengiriman produk ke tangan customer dapat lebih optimal, hal ini dikarenakan sudah terdapat kemasan untuk mempermudah proses pengiriman tersebut. Dengan adanya packaging juga masyarakat tidak perlu repot - repot untuk mencari tempat penyimpanan yang melindungi produk dari kerusakan. 

Saya mengutip artikel dari MCKinsey yang berjudul  Sustainability in packaging: Inside the minds of global consumers - 2020 , yaitu "First, as a result of the COVID-19 pandemic, consumers now place significantly more value on food safety and hygiene. This is a key element of the next normal in packaging, whereby packaging suppliers will have to rethink materials and design requirements". 

Dengan adanya Covid - 19 sekarang masyarakat lebih memikirkan tentang keamanan dan kebersihan pada produk yang mereka beli, hal ini lah yang menjadi tantangan bagi pengusaha untuk berinovasi dalam desain packaging mereka, mereka harus memikirkan kembali strategi apa yang cocok untuk keselamatan produk yang mereka jual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun