Kristina Simanjuntak
200101079
Mahasiswa Institut Agama Kristen Negeri Tarutung
Kristinasimnjuntak123@gmail.com
Helana Turnip M.Pd
PendahuluanÂ
Seorang pemimpin harus memiliki ke ahlia atau pengetahuan, kecakapan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinannya.dan pemimpin harus mempunyai kemampuan dalam ahli untuk memimpin semua anggotanya dan seorang pemimpin harus mempunyai pengalaman belajar secara teori, ataupun dalam pengalamannya dalalam praktek selama menjadi pemimpin.Â
Namun secara tidak disadari seorang pemimpin dalam memperlakukan. dalam rangka menjalankan kepemimpinan dengan baik yaitu dengan kita mempuyai cara sendiri  dalam memimpin dengan cara itu kita bisa menunjukan  sifat kepribadian kita yang teladan, dan dengan cara-cara yang digunakan nya merupakan pencerminanan dari sifat-sifat dasar kepribadian seorang pemimpin.
Adapun gaya-gaya kepemimpinan yang pokok,atau dapat juga disebut ekstrem, ada tiga yaitu (1) otokratis, (2) laissez,(3) demokratis dan adapun ciri-ciri atau sifat-sifat ketiga gaya atau tipe kepemimpinanan diatas dapat kita lihat yaitu.
1.Kepemimpinan yang otoritasÂ
Dalam kepemimpinan yang otoritas yaitu pemimpin bertindak sebagai dictator terhadap sebuah anggota-anggkota kelompok.memimpin adalah menggerakan atau membentuk sebuah kelompok, dan kekuasaan pemimpin yang otokratis hanya di batasi oleh undang-undang kita bisa lihat bahwa pemimpin tidak lain adalah menunjukan dan memberi perintah dan tugas atau kewajuban bawahan atau anggota-anggotanya hanyalah mengikuti dan menjalankan tidak boleh membantah ataupun mengajukan saran
Pemimpin yang otokratis tidak dikehendaki atau musyawarah.berkumpul atau rampat hanyalah berarti untuk menyampaikan abah-abah setiap perbedaan pendapat diantara anggota-anggota kelompoknya yang di artikan sebagai kepicikan ini lah yang dimaksud dengan kepemimpinan yang otokratis dari kepemimpinan otokratis ini dapat kita lihat bahwa kekuasaan ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa keritik.dan dominasi yang berlebihan mudah terjadinya oposisi terhadap kepemimpinan atau menimbulkan sebuah sifat-sifat yang agresif pada anggota-anggota kelompok terhadap pemimpin
     Â
2.Kepemimpinan yang  laissez faireÂ
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberika pimpinan.tipe ini di artikan sebagai membiarkan orang-orang berbuat sekehendakanya. Kepemimpinan tipe ini sama sekali tidak memberikan control dan koreksi terhadap pekerja anggota-anggotanya dan pembagian tugas diserahkan kepada anggota-anggota kelomopoknya, tanpa petunjuk saran-saran dari pemimpin. Kekuasaan dan tanggung jawab bersimpang siur yang berserakan diantara anggota-anggto kelompok tanpa petunjuk dan saran-saran-saran dari pemimpin.Â
Kekuasaan dan tanggung jawab bersimpang siur berserakan di anatara anggota-anggota kelompok yang tidak merata, dan dengan demikian tidak mudah terjadi kekacauan atau bentrokan-bentrokan.Tingkat keberhaslan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan gaya laissez faire sama-sama disebab kan karena kesadaran dan dedikrasi bebrapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pemimpinnnya.di dalam tipe kepemipinan ini,biasanya setruktur organisasinya tidak tidak jelas. Segala kegiatan yang dilakukan tanpa sebuah rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pemipin.
3.Kepemimpinan yang demokatisÂ
Pemimpin yang bertipe demokratis yaitu yang berkepemimpinanan bukan sebagai dictator, melainkan sebagai seorang pemimpin yang di tengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan dengan anggota-anggota kelompok bukan sebagai majikan terhadap buruhnya,melaikan sebagai saudara-saudaranya.
Sebagai pemimpin demokratis selalu berusaha menstimulasi anggota-anggotanya agar selalu kerja sama secara kooperatif untuk mencapai semua tujuab bersama.dalam sebuah tindakan-tindakan dan usaha-usahanyan ia selalu terpacu pada sebuah kepentingan dan dalam kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan ke sanggupan serta kemampuan kelompoknya.
Dalam melaksanakan tugasnya,ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari kelomoknya dan juga keritik-keritik yang membangun dari para anggota diterimanya sebagai umpan balik dan dijadikann bahan pertimbangan dalam tindakan-tindakan berukikutnya.dan ia mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan menaruh kepercayaan pulak terhadap anggota-anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja dengan baik dan bertanggung jawab.pemimpin yang demokratis selalu berusaha menumpukan kekeluargaan dan persatuan.
Perlu kiranya dikemukakan di sini bahwa,diantara ketiga tipe atau gaya kepemimpinan tersebut di atas, terhadap mcam-macam variasi yang terbentuk dari campuran anatara ketiganya. Tidak ada seorang pemimpin di mana pun dan dalam sebuah jabatan kepemimpinan apa pun yang hanya mengikuti salah satu darin tiga tipe kepemimpinan itu.
 Keterampilan KepemimpinanÂ
Dalam keterampilan kepemimpinan ada beberapa yang harus kita laukan yaitu sebagai berikut harus mempunyan percaya diri,mempunya empati untuk tim,membangun hubungan yang baik dengan anggota-anggotanya.mempunya komunikasi yang efektif terhadap anggotanya sabar untuk menyelesaikan sebuah masalah.
Kesimpulan
Berdasarkan tipe keterampilan dalam kepemimpinan otokratis, laissez, demokratis kita bisa tau bahwasanya sebagai pemimpin kita harus mempunya tipe-tipe kepemimpinan dan keterapilan kepemimpinan dari tipe-tipe kepemimpinan di atas kita tau bawasanya seorang  pemimpin bisa melihat dari tiga tipe kepemimpinan tersebut dan kita tau juga seorang pemimpin juga harus mempunya keterampilan kepemimpinan.
Â
Daftar PustakaÂ
Arifin Abdurrach, Prof.Dr.,H.,Teori Pengembangan dan Filosofi Kepemimpinan Kerja, Bhratara, th. 1971, JakartaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H