Gambar di atas adalah QR kode best practice dengan metode STAR Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik pada Materi SPLDV melalui Model Problem Based Learning (PBL)
Motivasi belajar adalah komponen penting yan harus dimiliki peserta didik dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran peserta didik pada masa pandemi yang tidak maksimal memberikan dampak dimana peserta didik menyelesaikan tugas sekolah dengan mengandalkan internet.
Hal itu masih berlanjut saat pembelajaran tatap muka kembali dilaksanakan. Peserta didik kurang bersemangat dalam pembelajaran dan rendahnya pemahaman dalam mengubah kalimat deskriptif menjadi kalimat matematika pada materi SPLDV. Selain itu, pembelajaran juga masih berpusat pada pendidik.
Berdasarkan hasil pengamatan pendidik dalam pembelajaran, kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah :
- Rendahnya motivasi belajar peserta didik dimana motivasi belajar matematika berkategori sedang yaitu hanya 56%;
- Rendahnya pemahaman peserta didik dalam mengubah kalimat deskriptif menjadi kalimat matematika yaitu hanya 59% yang mencapai nilai KKM;
- Pembelajaran masih berpusat pada pendidik karena pendidik berperan sebagai satu-satunya sumber belajar.
Kondisi tersebut terjadi karena pendidik belum menggunakan model pembelajaran inovatif, metode yang tepat, dan media pembelajaran yang menarik untuk meningkakan motivasi peserta didik dalam pembelajaran.
Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan selain untuk memotivasi diri sendiri dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, diharapkan dapat bermanfaat pula  sebagai  referensi  teman sejawat yang memiliki permasalahan sama khususnya dalam pembelajaran matematika guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik dan menyenangkan bagi peserta didik sehingga tujuan pembelajaran, motivasi, dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai sesuai harapan.
Peran dan tanggng jawab saya dalam praktik ini adalah
- Sebagai pendidik, dalam pembelajaran berperan mengidentifikasi masalah, menemukan akar masalah, dan menentukan solusi dari permasalahan yang ada agar tujuan pembelajaran dapat tercapai;
- Mendesain pembelajaran inovatif menggunakan model dan media pembelajaran yang tepat dan menarik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai;
- Sebagai pendidik, tanggung jawab saya dalam praktik ini adalah membuat RPP, bahan ajar, media pembelajaran, menyiapkan alat dan bahan, LKPD, instrumen penilaian, dan melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perangkat yang dibuat;
- Melakukan refleksi diri baik dari observasi yang dilakukan diri sendiri maupun observasi teman sejawat dari praktik yang telah dilakukan agar kedepannya melakukan perbaikan.
Berdasarkan penyebab dari permasalahan tersebut, tantangan yang dihadapi pendidik yaitu :
- Pemilihan model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik;
- Pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik;
- Pemilihan media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Yang terlibat dalam praktik ini adalah :
- Pendidik sebagai perancang dan pelaksana praktik;
- Peserta didik sebagai subjek sasaran pada pembelajaran yang dilaksanakan;
- Teman  sejawat  sesama  guru  matematika yang berperan sebagai observer;
- Kepala Sekolah  yang  berwenang  memberikan izin dalam pelaksanaan praktik baik ini; Â
- Dosen pembimbing dan guru pamong yang berperan memberikan arahan dalam pengembangan perangkat, memberikan bimbingan, saran, dan masukan selama proses pelaksanaan praktik pembelajaran.
Langkah-langkah dan proses yang dilakukan untuk menghadapi tantangan adalah :
- Melakukan Perencanaan
- Pemilihan model pembelajaran inovatif, strategi yang dilakukan pendidik dalam pemilihan model pembelajaran inovatif adalah mencari kajian literatur tentang model-model  pembelajaran, disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi serta tujuan pembelajaran. Dalam hal ini pendidik menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), dimana dalam proses pembelajarannya berpusat pada peserta didik. Model pembelajaran PBL merupakan suatu pendekatan yang didalamnya ada upaya pendidik dalam mengaitkan permasalahan di kehidupan nyata dengan pembelajaran matematika, sehingga peserta didik akan merasakan kebermanfaatan belajar matematika dan  memperoleh pengetahuan baru yang lebih nyata. Pendidik harus mampu mengarahkan peserta didik pada pemecahan masalah, mampu mengenali peserta didiknya terutama ketika ia memerlukan bantuan dalam suatu kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajarannya tidak terhambat, dengan kata lain pendidik berperan sebagai fasilitator. Proses pemilihan model pembelajaran ini, langkah awalnya pendidik mencari kajian literatur dan wawancara dengan teman sejawat, kepala sekolah, atau pakar tentang penerapan model pembelajaran yang biasa digunakan pada materi dan permasalahan yang dialami. Setelah itu, pendidik mempelajari dan memahami sintaks dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL), memahami karakteristik peserta didik, dan materi pembelajaran. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan model ini adalah pemahaman pendidik akan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan materi yang akan disampaikan. Kemudian dari model dan materi tersebut dipadukan dan diterapkan didalam pembelajaran.
- Pemilihan metode pembelajaran yang tepat, strategi yang dilakukan pendidik dalam pemilihan metode pembelajaran adalah dengan memahami karakteristik peserta didik, menyesuaikan materi, situasi, dan kondisi serta kemampuan pendidik. Metode pembelajaran yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab. Proses pemilihan metode ini awalnya pendidik mencari literatur dan wawancara tentang metode yang efektif digunakan pada permasalahan yang sesuai, tentunya disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi yang dipelajari. Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan metode ini adalah pemahaman guru akan metode-metode pembelajaran dan pemahaman terkait materi yang akan disampaikan. Kemudian dari metode dan materi tersebut dipadukan dan diterapkan didalam pembelajaran.
- Pemilihan media pembelajaran, strategi yang dilakukan guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat adalah media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan karakterisktik peserta didik dan materi yang akan disampaikan serta berbasis TPACK yaitu dengan memanfaatkan TIK. Pendidik menggunakan media pembelajaran berupa PowerPoint. Proses pembuatan media pembelajaran, yaitu  PowerPoint dimulai dari mempelajari materi, browsing gambar di google dan video di youtube yang sesuai dengan materi. Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini adalah pengetahuan dan keterampilan pendidik dalam menggunakan Microsoft PowerPoint dan mengunduh gambar di google serta video di youtube. Dalam hal ini perlu adanya perangkat seperti laptop dan jaringan internet.
Pada tahap perencanaan, dikembangkan pula perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD, bahan ajar, media pembelajaran, dan instrumen penilaian. Perangkat pembelajaran yang telah  dikembangkan dapat diakses  melalui link berikut :
https://drive.google.com/drive/folders/1EJ7TJHbD1LLhckq3FSB07ZkdYScKa6OwÂ
 Pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Adapun langkah pembelajaran yang  dilakukan  yaitu  kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Aktivitas yang dilakukan pada saat kegiatan pendahuluan adalah :
- Pendidik mengucapkan salam dan peserta didik menjawab salam;
- Peserta didik berdoa untuk mengawali pembelajaran yang dipimpin oleh ketua kelas
- Pendidik mengecek kehadiran;
- Pendidik mengecek kondisi kelas;
- Peserta didik memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang akan dilakukan dengan model Problem Based Learning;
- Pendidik memberikan motivasi;
- Pendidik menyampaikan manfaat mempelajari Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dalam kehidupan sehari-hari;
- Pendidik melakukan apersepsi yaitu tentang operasi aljabar;
- Pendidik memberikan ice breaking;
- Pendidik menyampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran;
- Pendidik menyampaikan penilaian yang akan dilakukan.
Aktivitas yang dilakukan pada saat kegiatan inti sesuai dengan sintaks model pembelajaran Problem Based Learning  (PBL)
Fase 1 : Mengorientasikan peserta didik pada masalah
Pada fase ini, peserta didik mengamati permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel melaui tayangan video pada PowerPoint, mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan penyelesaian masalah dari buku siswa atau bahan ajar, dan mengajukan tanggapan maupun pertanyaan tentang permasalahan yang diberikan.
Link video :Â https://youtu.be/Q1Hspe0moT0
Fase 2 : Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
Pada fase ini, peserta didik bergabung dengan anggota kelompoknya (pembentukan kelompok kecil yang heterogen terdiri dari 4- 5 orang sudah dilaksanakan pada pertemuan sebelumnya), menerima LKPD, dan membagi tugas masing-masing anggota kelompok.
Fase 3 : Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
Pada fase ini, peserta didik melakukan diskusi untuk menyelesaikan masalah pada LKPD dan mengajukan pertanyaan apabila mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Sselama kegiatan diskusi berlangsung, pendidik berperan sebagai fasilitator
Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada fase ini, pendidik menyampaikan teknis presentasi yaitu ada yang bertugas sebagai moderator dan penyaji materi. Pendidik meminta perwakilan dua kelompok untuk  presentasi dipimpin oleh moderator.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada fase ini, kelompok yang tidak presentasi memberikan tanggapan terhadap kelompok yang presentasi. Pendidik memberikan tanggapan atau penguatan terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi, memberikan reward berupa tepuk tangan dan pujian secara verbal terhadap hasil presentasi peserta didik.
Aktivitas yang dilakukan  pada  saat  kegiatan penutup adalah
- Peserta didik membuat kesimpulan dan melakukan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilakukan;
- Peserta didik mengerjakan tes tertulis berupa soal uraian mengenai materi SPLDV dengan jujur;
- Pendidik menyampaikan kepada peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya;
- Pendidik menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
- Melaksanakan analisis proses pembelajaran
Analisis data yang dilakukan meliputi analisis data kuantitatif dan kualitatif berdasarkan instrumen penilaian yang dibuat oleh pendidik. Hasil analisis angket menunjukkan kenaikan motivasi belajar peserta didik. Hasil penilaian pengetahuan juga mengalami peningkatan yaitu sebanyak 27 peserta didik tunas. Hasil penilaian sikap dan keterampilan juga menunjukkan keberhasilan praktik ini. Batasan mengenai keberhasilan praktik baik ini adalah persentase jumlah peserta didik yang mencapai skor ketuntasan minimum setelah diterapkan model pembelajaran  Problem Based Learning (PBL) yaitu mencapai 84%.Â
Link analisis proses pembelajaran : https://drive.google.com/drive/folders/12P4qmPaKEvQRmyDrnx6HTuzvMgyqSdn1Â
Yang terlibat dalam kegiatan ini saya sendiri selaku pendidik, peserta didik, observer, dan kameramen yang membantu proses pengambilan video.
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini  adalah pendidik sebagai sumber daya manusia yang berperan dalam merancang desain pembelajaran inovatif. Alat yang diperlukan antara lain LCD, laptop, speaker, benda konkret (buku tulis dan spidol), papan tulis, dan spidol.
Aksi dan strategi yang  dilaksanakan  pada  praktik  pembelajaran ini telah memberikan dampak positif bagi  peserta  didik. Melalui pembelajaran dengan model Problem Based learning (PBL) pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, peserta didik menjadi termotivasi untuk belajar matematika. Peserta didik memberikan tanggapan positif terhadap  pelaksanaan  pembelajaran.  Hal ini terlihat pada saat kegiatan refleksi semua peserta didik mengatakan pembelajaran ini menyenangkan, seru dan membuat semangat dalam belajar matematika.
Hasil angket motivasi belajar menunjukkan hasil positif yaitu meningkatnya motivasi belajar peserta didik yaitu sebelumnya adalah 56% setelah menerapkan model Problem Based Learning (PBL) meningkat menjadi 71%. Dapat dikatakan bahwa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada  materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, peserta didik menjadi termotivasi untuk belajar matematika.
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) meningkatkan pemahaman peserta didik dalam mengubah kalimat deskriptif menjadi kalimat matematika. Hal ini ditandai dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik yang menunjukan sebanyak  27 peserta didik (84%)  mencapai  skor  ketuntasan  minimum dan sebanyak 5 peserta didik belum mencapai skor ketuntasan minimum (16%).Â
Peserta didik terlihat antusias dan bersemangat serta aktif selama proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari nilai sikap selama proses pembelajaran  yaitu dengan rata-rata 3,20 (Baik), nilai keterampilan dengan rata-rata 3,18 (Baik), dan ketika mengerjakan LKPD semuanya tuntas KKM yaitu di atas 70. Jadi, praktik pembelajaran ini dapat dikatakan berhasil karena persentase jumlah peserta didik yang mencapai skor ketuntasan minimum setelah  diterapkan  model pembelajaran Problem Based Learning  (PBL) telah mencapai 70%.
Apakah hasilnya efektif?Â
Hasilnya sangat efektif, karena peserta didik sangat antusias saat proses pembelajaran berlangsung, mulai dari pendahuluan hingga proses pembelajaran selesai ditandai dengan meningkatnya motivasi belajar peserta didik.
Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan
- Respon dari peserta didik  memberikan respon positif. Mereka sangat antusias dan senang mengikuti proses pembelajaran dilihat dari refleksi di akhir pembelajaran. Mereka bisa mengidentifikasi masalah berdasarkan tayangan video pada PowerPoint dan menyelesaikan masalah konterkstual dengan diskusi kelompok, sehingga pada saat pembelajaran tujuan pembelajaran dapat tercapai
- Respon dari teman sejawat sangat positif karena merasa terinspirasi untuk melaksanakan pembelajaran dengan model Problem Based Learning.Â
Yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidak berhasilan dari strategi yang dilakukanÂ
Keberhasilan pembelajaran inovatif yang dilakukan tidak lepas dari  segala arahan dan  bimbingan  dari  dosen dan guru pamong selama proses  mengembangkan perangkat. Faktor keberhasilan  pelaksanaan pembelajaran inovatif sangat ditentukan dari kompetensi pendidik dalam mengelola pembelajaran inovatif sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan, juga antusiasme dan keaktifan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran model Problem Based Learning. Dukungan dari rekan-rekan guru dan kepala sekolah juga sangat menentukan keberhasilan praktik ini.
Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut adalah:
Berdasarkan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh pendidik, pembelajaran yang bisa diambil adalah pendidik harus lebih kreatif  dan  inovatif  memilih  model , metode, dan media pembelajaran yang tepat agar pembelajaran menjadi menyenangkan sehingga peserta didik semakin termotivasi dan bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran. Pada akhirnya  membuat  peserta didik lebih aktif dalam  pembelajaran  dan  juga akan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik. Pendidik harus selalu belajar , kreatif, dan inovatif dalam setiap hal yang mendukung   peniNgkatan kemampuan dan keterampilan diri sehingga dapat bermanfaat bagi siswa dan dirinya.
Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Setelah melaksanakan praktik  pembelajaran  inovatif, guru akan melakukan rencana tindak lanjut sebagai berikut :
- Membuat perangkat   pembelajaran inovatif, memilih metode yang tepat, dan menggunakan media pembelajaran yang menarik pada pembelajaran-pembelajaran berikutnya.Â
- Mencari ide-ide baru dalam mengembangkan pembelajaran yang inovatif serta berkolaborasi dengan teman sejawat untuk perbaikan pembuatan perangkat pembelajaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H