Fase 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Pada fase ini, pendidik menyampaikan teknis presentasi yaitu ada yang bertugas sebagai moderator dan penyaji materi. Pendidik meminta perwakilan dua kelompok untuk  presentasi dipimpin oleh moderator.
Fase 5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Pada fase ini, kelompok yang tidak presentasi memberikan tanggapan terhadap kelompok yang presentasi. Pendidik memberikan tanggapan atau penguatan terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi, memberikan reward berupa tepuk tangan dan pujian secara verbal terhadap hasil presentasi peserta didik.
Aktivitas yang dilakukan  pada  saat  kegiatan penutup adalah
- Peserta didik membuat kesimpulan dan melakukan refleksi tentang pembelajaran yang sudah dilakukan;
- Peserta didik mengerjakan tes tertulis berupa soal uraian mengenai materi SPLDV dengan jujur;
- Pendidik menyampaikan kepada peserta didik untuk mempelajari materi selanjutnya;
- Pendidik menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
- Melaksanakan analisis proses pembelajaran
Analisis data yang dilakukan meliputi analisis data kuantitatif dan kualitatif berdasarkan instrumen penilaian yang dibuat oleh pendidik. Hasil analisis angket menunjukkan kenaikan motivasi belajar peserta didik. Hasil penilaian pengetahuan juga mengalami peningkatan yaitu sebanyak 27 peserta didik tunas. Hasil penilaian sikap dan keterampilan juga menunjukkan keberhasilan praktik ini. Batasan mengenai keberhasilan praktik baik ini adalah persentase jumlah peserta didik yang mencapai skor ketuntasan minimum setelah diterapkan model pembelajaran  Problem Based Learning (PBL) yaitu mencapai 84%.Â
Link analisis proses pembelajaran : https://drive.google.com/drive/folders/12P4qmPaKEvQRmyDrnx6HTuzvMgyqSdn1Â
Yang terlibat dalam kegiatan ini saya sendiri selaku pendidik, peserta didik, observer, dan kameramen yang membantu proses pengambilan video.
Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini  adalah pendidik sebagai sumber daya manusia yang berperan dalam merancang desain pembelajaran inovatif. Alat yang diperlukan antara lain LCD, laptop, speaker, benda konkret (buku tulis dan spidol), papan tulis, dan spidol.
Aksi dan strategi yang  dilaksanakan  pada  praktik  pembelajaran ini telah memberikan dampak positif bagi  peserta  didik. Melalui pembelajaran dengan model Problem Based learning (PBL) pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, peserta didik menjadi termotivasi untuk belajar matematika. Peserta didik memberikan tanggapan positif terhadap  pelaksanaan  pembelajaran.  Hal ini terlihat pada saat kegiatan refleksi semua peserta didik mengatakan pembelajaran ini menyenangkan, seru dan membuat semangat dalam belajar matematika.
Hasil angket motivasi belajar menunjukkan hasil positif yaitu meningkatnya motivasi belajar peserta didik yaitu sebelumnya adalah 56% setelah menerapkan model Problem Based Learning (PBL) meningkat menjadi 71%. Dapat dikatakan bahwa melalui model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada  materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, peserta didik menjadi termotivasi untuk belajar matematika.