Kini Indonesia berada pada peringkat ke 76 dari 118 negara menurut GEDI (Global Entepreneurship and Development Index ) atau indeks kewirausahaan dan pembangunan global tahun 2013.Â
Hal tersebut menunkukkan bahwa Indonesia belum optimal dalam membangun kewirausahaannya. Oleh karena itu perlu adanya inovasi atau resolusi baru. Pemerintah Indonesia mencanangkan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN), dimana dengan adanya gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah wirausaha Indonesia.Â
Maka upaya yang dilakukan untuk menciptakan dan membangun kewirausahaan saat ini dengan menciptakan kewirausahaan sustainable entrepreneurship atau sering juga disebut (Kewirausahaan berkelanjutan) yang berdaya saing, saling menunjang dan berkesinambungan, dengan memanfaatkan sinergi dari berbagai elemen masyarakat. Dengan terciptanya sustainable entrepreneurship maka daya saing yang berkelanjutan di tingkat nasional maupun global dapat terwujud.
Sustainable entrepreneurship diharapkan dapat merubah cara pandang dalam memulai wirausaha, bagaimana membangun usaha yang terus berkelanjutan, memberikan dampak perubahan social dan lingkungan, bukan hanya sekarang tapi juga seretrusnya untuk masa depan.Â
Kewirausahaan berkelanjutan juga tidak lepas dari inovasi-inovasi para wirausaha, dimana inovasi dalam menciptakan maupun mengembangkan sesuatu yang unik, berbeda, dan memiliki ciri khas sehingga memiliki nilai jual yang dapat membantu pengembangan perekonomian dan penciptaan lapangan pekerjaan.Â
Dengan penerapan kewirausahaan berkelanjutan  (Sustainable entrepreneurship) menjadi salah satu bentuk atau komitmen bisnis agar mampu berprilaku etis dan berkontribusi dalam menyajikan peluang seperti produk yang inovatif, layanan, dan proses produksi yang meringakan kondisi social atau lingkungan.Â
Penggunaan energi dan sumberdaya alam yang lebih efisien , dapat memanfaatkan sumberdaya terbarukan dan mampu menyeimbangkan kesehatan ekonomi, keadilan social dan ketahanan lingkungan melalui perilaku kewirausahaan.
Sustainable entrepreneurship tidak lepas dari 3 aspek yaitu manusia, sumberdaya alam dan lingkungan, dan keuntungan. Kewirausahaan yang berkelanjutan tentunya harus memperhatikan 3 aspek tersebut terutama terhadap manusia, dampaknya dan manfaat bagi manusia dan juga meliputi ketenagakerjaan dan perlindungan hak asasi manusia, kemudian sumber daya alam dan lingkungan, upaya yang terus dilakukan adalah meminimalisir kerusakan alam dan terus berupaya menjaga lingkungan dan mengoptimalkan hasil produksi.Â
Seperti yang dilakukan petani di Desa Batudulang melalui program Plan bekerja sama dengan kelompok tani Bina Tani yang mana penerapatan sistem organik pada proses budidaya bawang merah yang bertujuan dapat meningkatkan produktivitas para petani di Desa Batudulang dalam memproduksi bawang merah.Â
Hal tersebut dilakukan untuk mengupayakan pengembangan usaha agribisnis di wilayah Sumbawa. Kendala yang sering ditemui adalah menurunnya produktivitas tanah, petani semakin ketergantungan terhadap pupuk dan obat-obatan kimia sehingga biaya produksi semakin meningkat dari tahun-ketahun.Â
Maka upaya penerapan sistem budidaya organik dan penanganan pasca panen yang baik dan penggunaan pupuk organik yang sesuai dengan tatacara budidaya bawang merah organik dapat meningkatkan produktivitas tanah serta mengurangi biaya produksi.Â
Jika hal tersebut dapat tersealisasi maka tentu aspek ketiga dalam pemenuhan kewirausahaan berkelanjutan yaitu keuntungan. 3 aspek ini penting diperhatikan dalam pemenuhan kewirausahaan berkelanjutan.Â
Seperti contoh permasalahan di atas, ketika produktivitas tanah menurun maka biaya produksi akan terus meningkat hal tersebut tentu berpotensi merugikan petani.Â
Karena biaya produksi yang meningkat tidak sepadan dengan hasil produksi. Sehingga hal tersebut dapat ditanggulangi dengan penerapan pertanian organik, yang mana produk seperti bawang merah baik untuk dikonsumsi berjangka Panjang, tidak merusak alam karena menggunakan bahan organik dalam proses budidayanya, serta menguntungkan karena harga untuk bawang merah organik cukup tinggi di pasaran.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H