Mohon tunggu...
H K
H K Mohon Tunggu... profesional -

penikmat alam - pembaca - penggila futsal - sedang belajar menulis - penggemar bahasa prancis ..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sebuah Studi Kasus tentang Kejujuran

17 Juli 2013   15:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:25 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah studi kasus tentang kejujuran :

Hari itu Dodi pusing bukan kepalang. Sebuah surat diterimanya, kertas putih dengan logo Tut Wuri Handayani dan nama sekolahnya tertera sebagai kop surat. Surat yang sebenarnya ditujukan untuk orang tuanya, tapi dengan keingintahuan yang tinggi, dibukanya surat tersebut. Isi suratnya kali ini agak lebih keras dibanding dengan 2 surat sebelumnya yang intinya adalah orang tua Dodi harus segera melunasi uang sekolah yang sudah tertunggak selama 4 bulan sebesar Rp. 2 juta rupiah dalam waktu seminggu.

Pikiran Dodi berpaling teringat wajah kedua orang tuanya yang hanya bekerja sebagai buruh dan pastinya tidaklah punya uang sebesar itu dalam waktu seminggu. Perjalanan pulang sekolahnya menjadi teramat panjang baginya.

Sesampainya di rumah, diberikannya surat tersebut kepada orang tuanya dan benar dugaan Dodi kalau orang tuanya memang tidak bisa mempersiapkan uang sebesar itu dan besar kemungkinan Dodi akan dikeluarkan dari sekolah jika memang tidak bisa membayar uang tersebut.

Dodi duduk termenung, berdoa kepada Tuhan agar keluarganya diberikan mukjizat karena Dodi sangat ingin bersekolah dan tidak mau putus sekolah seperti kakaknya terdahulu.

Tak putus-putus Dodi berdoa memohon agar kiranya dia bisa melewati masalah yang sedang dihadapinya.

Keesokan harinya setelah pulang sekolah, Dodi pulang melalui jalur yang tidak biasa dia lewati karena jalan tersebut sedang diperbaiki. Meskipun agak jauh tapi karena hanya itu satu-satunya jalan yang tersedia, maka dengan terpaksa dia berjalan. Di seperempat akhir jalan itu, Dodi menemukan sebuah dompet hitam tergeletak di pinggir jalan. Ketika dilihat sekelilingnya tidak ada orang lain, diambilnya dompet tersebut lalu memasukkannya ke dalam tas dan berjalan lebih cepat dari sebelumnya.

Dengan wajah berpeluh keringat akhirnya Dodi sampai di rumah.

Saat itu rumah Dodi sedang kosong karena kedua orang tuanya dan kakaknya sedang bekerja. Dodi memberanikan diri membuka dompet tersebut, dan alangkah terkejutnya dia ketika dia melihat ada setumpuk uang pecahan 100 ribu di dalamnya. Dihitungnya dan mendapatkan angka tepat Rp. 3 juta. Diperiksanya kembali dompet tersebut, dan di bagian dalamnya terdapat sebuah kartu tanda pengenal atas nama seorang pria berdomisili sekitar 10Km dari tempat tinggal Dodi.

Dodi galau.

" Inikah jawaban dari mukjizat yang dimintanya dalam setiap doanya ATAU ini adalah sebuah cobaan dari Tuhan kepadanya? "

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun