Mohon tunggu...
Kristianus Jimy Pratama
Kristianus Jimy Pratama Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Pascasarjana, Peneliti Hukum

Kristianus Jimy Pratama adalah alumnus Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya yang tengah menempuh pendidikan pascasarjana pada Program Studi Magister Hukum Bisnis dan Kenegaraan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Ia tercatat juga sebagai salah satu peneliti hukum pada Center For Law, Technology, RegTech & LegalTech Studies UGM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meneguhkan Diplomasi, Menguatkan Kedaulatan

26 Mei 2024   18:46 Diperbarui: 26 Mei 2024   18:57 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemberdayaan Masyarakat Maritim

Kedaulatan maritim tidak hanya ditentukan oleh kekuatan militer, tetapi juga oleh pemberdayaan seluruh lini masyarakat yang terkoneksi pada teritorial Laut China Selatan. Masyarakat pesisir harus diberdayakan melalui program-program pendidikan dan pelatihan yang meningkatkan keterampilan mereka dalam pengelolaan sumber daya laut. 

Selain itu, pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan industri perikanan, pariwisata bahari, dan ekonomi kreatif berbasis maritim akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan memperkuat ketahanan nasional.

Pemberdayaan masyarakat juga mencakup peningkatan kesadaran akan pentingnya menjaga kedaulatan maritim. Pendidikan dan kampanye kesadaran publik tentang pentingnya Laut China Selatan bagi kedaulatan Indonesia akan menciptakan dukungan luas dari masyarakat dalam menjaga dan melindungi wilayah maritimnya.

Meningkatkan Posisi Ekonomi dan Kepatuhan Hukum Internasional

Sikap ego dari para pihak yang terlibat dalam konflik di Laut China Selatan seringkali menjadi penghambat dalam mencapai resolusi damai. Oleh karena itu, Indonesia harus mengedepankan pendekatan diplomasi yang inklusif dan kooperatif. 

Pendekatan ini mencakup mediasi yang mengakomodasi kepentingan semua pihak dan mendorong dialog yang konstruktif. Peningkatan posisi ekonomi Indonesia di kawasan juga menjadi kunci dalam memperkuat posisi tawar. 

Dengan menjadi kekuatan ekonomi yang signifikan di Asia Tenggara, Indonesia dapat mempengaruhi dinamika regional dan memainkan peran yang lebih besar dalam resolusi konflik. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, investasi asing yang strategis, dan pengembangan infrastruktur menjadi prioritas untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia.

Sebagai dasar hukum internasional, UNCLOS 1982 memberikan landasan yang kuat bagi Indonesia dalam mempertahankan kedaulatan maritimnya. Dalam literatur asing, banyak studi yang menggarisbawahi pentingnya diplomasi dan kerjasama regional dalam mengatasi konflik maritim. Misalnya, buku "The South China Sea: The Struggle for Power in Asia" karya Bill Hayton menekankan bahwa solusi konflik di Laut China Selatan membutuhkan kerjasama multilateral dan keterlibatan aktif negara-negara kawasan. 

Selain itu, laporan dari think tank seperti Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan International Crisis Group (ICG) memberikan analisis mendalam mengenai dinamika konflik di Laut China Selatan dan strategi untuk mengelolanya. Rekomendasi dari laporan-laporan ini dapat menjadi panduan bagi Indonesia dalam merumuskan kebijakan maritim yang efektif dan berkelanjutan.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun