Namun dalam suatu keadaan yang tidak saya bayangkan dimana saya terlalu mengandalkan internet untuk dapat mendukung perkuliahan saya, terjadi suatu pengalaman yang membuat saya berpikir ulang apakah kebiasan saya melakukan tethering itu masih harus tetap saya pertahankan.Â
Pengalaman yang saya maksud disini adalah ketika terjadi pemadaman listrik di tempat saya tinggal dan menjalani rutinitas saya yang saat itu saya juga harus merampungkan berbagai tugas perkuliahan dan penelitian. Pada saat pemadaman listrik itu terjadi, ternyata saya juga harus menghadapi ketidakstabilan jaringan internet dari salah satu provider nasional yang bahkan saat itu sama sekali tidak dapat saya akses.
Alhasil di saat itu, saya merasakan kebiasaan tethering saya itu pun berubah menjadi suatu kebiasaan yang buruk karena tidak disertai dengan pilihan opsional lainnya. Ketika kemudian pemadaman listrik yang terjadi saat itu berakhir, ternyata jaringan internet dari provider nasional yang saya gunakan masih saja belum stabil atau dapat saya katakan tidak stabil.Â
Tenggat waktu pengumpulan tugas perkuliahan tersebut yang semakin dekat dan hanya meninggalkan satu hari berikut dengan progres saya yang rendah saat itu untuk menyelesaikan saya dalam tugas perkuliahan tersebut membuat saya akhirnya sadar bahwa bertahan hanya dalam satu opsional adalah hal yang tidak perlu saya pertahankan kembali.
Setelah kejadian itu, saya pun mulai berpikir bahwa saya membutuhkan opsional lainnya untuk mendapatkan akses internet untuk mendukung kegiatan perkuliahan saya. Kemudian saya melakukan satu riset kecil-kecilan untuk dapat menentukan pilihan saya mencari sumber akses internet yang dapat lebih memadai.Â
Dari riset saya tersebut, sebenarnya ada banyak pilihan yang saya temui dan salah satunya adalah layanan Indonesia Digital Home (IndiHome) dari PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom Indonesia) yang menawarkan kehandalan dari internetnya Indonesia. Kemudian saya berpikir apakah layanan IndiHome ini adalah opsional yang tepat untuk saya pilih atau tidak.
Ketika hendak mempertimbangkannya, saya kemudian mengingat sebuah pidato dari Presiden Joko Widodo untuk mendorong masyarakat untuk lebih mencintai produk dalam negeri. Hal ini terlebih juga akan berkontribusi pada pengembangan produk nasional dan manfaatnya akan diterima oleh anak bangsa itu sendiri dan dapat pula keuntungannya diberikan kembali kepada anak bangsa dalam berbagai kegiatan lainnya.Â
Oleh karena itu, saya pun kemudian memahami bahwa layanan IndiHome yang berasal dari salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang juga lahir dari sistem perekonomian nasional; tentu saya akan dapat memberikan sedikit kontribusi saya untuk membangun bangsa ini meskipun tidak secara signifikan hasilnya untuk dapat dilihat.
Sehingga setelah mempertimbangkan itu semua, saya memiliki komitmen untuk memulai kehidupan selepas perjalanan pendidikan pascasarjana saya yang akan rampung dalam waktu yang dekat dalam memanfaatkan layanan IndiHome untuk tetap mengekspor minat penelitian saya ataupun hal-hal lain dapat mendukung profesi saya di bidang pelayanan hukum maupun pendidikan dan penelitian saya di masa depan.Â
Meskipun tidak dapat dipungkiri pula bahwa pilihan ini pun juga masih disertai dengan beberapa pendapat para pengguna lainnya yang menyatakan bahwa layanan IndiHome masih memiliki beberapa kelemahan.Â
Namun saya yakin bahwa kelemahan itu seyogyanya kita dukung pembenahannya dengan tetap senantiasa menjadi penggunanya yang cerdas dan bijak untuk meresponnya, terlebih mengingat manfaat layanan IndiHome kepada pembangunan pendidikan anak bangsa jauh lebih besar.Â