Mohon tunggu...
Kristianus Ato
Kristianus Ato Mohon Tunggu... Administrasi - Pendiam

mencoba yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setiap Barang Ada Kenangannya Tersendiri

9 Juli 2017   03:02 Diperbarui: 9 Juli 2017   05:30 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup dan kehidupan kita terus saja berganti seiring berjalannya waktu. Kita tidak bisa mengulang kembali kejadian hari kemarin atau bahkan sedetik yang baru saja berlalu. Hanyalah kenangan yang tetap membekas dalam benak kita. Mungkin saja ada sebagian orang yang mengalami kejadian yang sama dalam hidupnya tapi tetap saja tidak sama persis seperti yang dialami sebelumnya.

Setiap hari pengalaman baru datang silih berganti, orang orangpun datang dan pergi. Pastinya sudah banyak hal manis yang pernah kita lalui bersama sahabat, keluarga dan pacar. Malam ini secara tidak sengaja saya membongkar lemari dan menemukan beberapa barang lama. Saya memegang satu persatu dan mencoba mengingat kembali asal muasal barang tersebut. Baiklah saya ceritakan ya satu persatu sayangnya tidak bisa di sertai gambar karena gagal terus pada saat insert file.

1. Baju Kaos Tengkorak

Baju kaos hitam bergambar tengkorak. Kini sudah pudar warnanya. Ada bercak putih. Gambar tengkorak juga sudah tidak utuh lagi. Di pakaipun sudah tidak muat lagi karena kekecilan. Baju ini ada kenangan lucunya. Saat itu di bulan Juni 2010 silam. Bersama sobat Deddy hangout ke BG Junction Sby. Di sebuah gerai distro lagi ada promo beli 1 gratis 1. Harganyapun murah abis. Cuma Rp 55.000. Kamipun sepakat membeli dan memilih kembar. Si SPG hanya tersenyium simpul melihat kami berjalan menuju fitting room. Dasar si Deddy, lihat fitting roomnya luas lantas ajak saya masuk sekalian nyoba bajunya bareng bareng. Alhasil si SPG nya ngakak dan pergi meninggalkan kami.

Tapi kini sobatku itu telah kembali ke pangkuan Bapak di surga. Tak disangka ia harus pergi meninggalkan dunia fana ini dalam usia yang masih sangat muda. Belum sempat menikah dan mencetak Deddy junior. Semoga engkau bahagia di surga bro. Doaku selalu menyertai kepergianmu.

2. Arloji Merk Mirage, Semarang

Jam tangan warna hitam dengan tulisan keemasan. Kala itu beli di Mall Ciputra Semarang di tahun 2013 silam. Kebetulan kantor saya buka cabang di jalan pandanaran dan di tugaskan kesana. Saya paling suka arloji itu karena simple dan terasa cocok aja di tangan.

Namun sayang seribu sayang. Dua tahun lalu tepatnya Juli 2015 saya di perbantukan ke Kupang - NTT. Di sana saya meminjam sepeda teman untuk berjalan jalan mengelilingi kota Kupang sehari sebelum masa tugas berakhir. Apesnya di depan Polda NTT, jalan menurun sebuah angkot di depanku melaju kencang. Sayapun memacu sepeda vario di belakangnya. Tiba tiba angkot itu berhenti mendadak mengambil penumpung. Panik saya menarik gagang rem dan membanting stang ke kiri. Beruntung tubuh saya terpelanting ke parit sehingga hanya mengalami luka lecet di tangan dan kaki karena tertindis sepeda. Sedangkan arloji kesayangan terpelanting ke kanan jalan dan terlindas kendaraan lain.

Setelah di bantu berdiri, seseorang berjalan ke tengah jalan mengambil arloji mirage dan memberikannya padaku. Sedih sekali rasanya. Kini arloji itu terpaksa beristirahat total di laci karena retak semua kaca dan rantainya. Lebih sedihnya lagi pemilik vario itu karena baru dua minggu di pakai, sudah lecet sana sini. Terpaksa harus merogoh kocek untuk memuluskan kembali vario putih itu. Hingga kini bila chatting/bertelp sama Isna (nona Kupang pemilik vario), mesti membahas kejadian itu lalu tertawa bareng bareng.

3. Pisau Keris, Pekanbaru

Kota pekanbaru merupakan kota seribu ruko. Ini karena hampir sepanjang jalan utama di penuhi bangunan ruko. Kala itu di bulan maret 2015, saya berkesempatan tugas kesana. Senang rasanya bisa bertandang ke ibu kota propinsi Riau yang hasil alamnya termasuk salah satu propinsi terkaya di Indonesia. Kekayaan alamnya meliputi gas alam, minyak bumi, karet dan kelapa sawit serta kental akan Budaya Melayunya.

Pada saat berakhir masa tugas tak lupa mampir ke pusat oleh oleh. Di toko oleh oleh tersebut saya tertarik dengan pisau keris. Kata SPG (Sales Promotion Girl), keris mungil itu adalah delmaan dari keris asli Riau. Keris Riau sudah ada sejak zaman dahulu kala. Di gunakan oleh para bangsawan Melayu untuk mempertahankan diri. Hingga kini adat dan kebudayaan Melayu, selalu menyelipkan keris di bagian depan dalam setiap berbuasana adat.

4. Batu Akik, Martapura

Waktu itu tahun 2014 silam. Tanggal dan bulannya lupa. Saya berkesempatan tugas di kota Banjarbaru - Kalimantan Selatan. Seorang teman berpesan jangan lupa oleh olehnya ya. Beliin aja batu akik di Martapura.

Bila tanya kak wikipedia, kota Martapura terkenal akan batu intannya dan merupakan kualitas terbaik di dunia. Seperti pengunjung lainnya saya juga tak lupa menyempatkan diri kesana. Selain membeli pesanan teman, saya juga membeli sebuah batu akik berkilau kebiru - biruan.
Tak lupa juga bersama teman teman satu kru dari Surabaya, kami menyewa satu angkot ke pasar terapung Muara Kuin. Dari Banjarbaru pukul 04.00 dini hari. 

Perjalanan dari Banjarbaru menuju ke pasar tradisional tersebut kurang lebih satu jam. Pasar ini beroperasional mulai pukul 05.30 hingga pukul 08.00 pagi. Yang unik dari pasar ini adalah semua penjualnya perempuan, berperahu di atas sungai dan menerapkan sistim "Barter".
Selanjutnya kami menuju jembatan gantung sungai Barito. Di sini saya terkagum kagum melihat kapal bermuatan ratusan kilo batu bara melintas di atas sungai. Pemandangan ini mungkin hanya terjadi di sungai Kalimantan.

5.  Kaos Cakalele, Ambon Manise

Sejenak ku berpikir mengenang kembali kaos hitam bergambar tarian Cakaleke. Ini adalah salah satu kenangan sebelum meninggalkan propinsi yang terletak di ujung timur Indonesia pada akhir bulan Februari 2014 silam. Kota Ambon Manise ini adalah kota yang paling berkesan di hati. Sekilas kota ini berbentuk letter U. Bandar udara dan pusat kota terletak pada masing masing ujung huruf tersebut. Sehingga pendatang secara tidak langsung menyaksikan seluruh isi kota ini. Sepanjang perjalanan dari bandara menuju pusat kota mata kita akan di manjakan dengan birunya air laut berriak riak.

Pantai di Ambon sangat menggairahkan. Sebut saja Pantai Namalatu, Natsepa dan Pintu Kota. Semuanya indah menawan. Selain itu juga sempat berkunjung ke museum patung pahlawan wanita nasional "Christina Marta Tiahahu". Kisah pahlawan nasional ini sungguh sangat memilukan. Pada saat pertempuran melawan belanda usianya baru 17 tahun. Meskipun demikian beliau tak tegar mendampingi ayahnya berperang melawan penjajahan Belanda.

6. Kaos Batik, Pekalongan

Pekalongan di kenal sebagai kota batik karena batik Pekalongan memiliki corak yang khas dan bervariatif. Oleh sebelum selesai masa perbantuan pembukaan outlet baru, saya sempatkan pergi ke salah satu pusat penjualan batik "Pasar Grosir Setono". Saya membeli sebuah kaos batik bercorak dominan kebiruan. Kini warna kaos itu semakin memudar. Ukurannya juga sudah ngk pas di badan. Padahal saat beli di bulan Oktober 2014, saya memilih ukuran agak besar.
Selain itu juga ada makanan khasnya. Nasi megono. Hampir tiap hari saya makan nasi megono. Nasi khas Pekalongan ini terbuat dari irisan nangka di campur sambal bumbu kelapa.

Kesemuanya itu kini tinggal kenangan. Setiap barang mempunyai kenangan atau ceritanya tersendiri. Oleh sebab itu bila bepergian jangan lupa membeli/membuat sesuatu yang berkesan. Karena waktu akan terus berlalu tapi kenangan akan selalu terbenam dalam memory.
Masih ada beberapa tempat seperti Balikpapan, Cirebon, Jakarta yang tidak bisa di ceritakan karena tak ada lagi barang kenangannya. Berharap bisa kembali berkunjung lagi suatu saat nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun