Pertemuan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan merupakan bagian dari rangkaian safari politik bagi-bagi kursi menteri.Â
Meski Jokowi mengklaim bahwa pertemuan dirinya dengan Ketum Partai Demokrat hanya terkait partai, akan tetapi publik sudah mengira bahwa sinyal bagi-bagi kursi menteri sudah terlihat.Â
Dalam unggahan akun media sosialnya, AHY membuat sebuah postingan yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi buah-buahan lokal. Postingan AHY tentu menjadi sinyal serius bahwa posisi Kementan yang pernah dijabat Syahrul Yasin Limpo bakal diisi oleh AHY.
Pasca bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung bacapres Prabowo Subianto, Partai Demokrat kerap bersilaturahmi ke Istana Kepresidenan.Â
Sebelumnya Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pernah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana.Â
Saat itu, isu gonjang-ganjing terkait Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Dito Ariotedjo meluas di tengah masyarakat.Â
Dugaan kuat yang bisa dipastikan di kemudian hari adalah kesiapan AHY untuk masuk ke Kabinet Indonesia Maju. Posisi yang akan diisi tidak lain adalah Kementerian Pertanian (Kementan).Â
Kabar pelantikan AHY mungkin akan dilakukan dalam waktu dekat. Dengan masuknya AHY ke Kabinet Indonesia Maju artinya Partai Demokrat tidak lagi menjadi partai oposisi dalam Pemerintahan Jokowi-Ma'aruf. Dulu lawan, sekarang kawan.
Silaturahmi sudah terjadi. Hal yang ditunggu-tunggu saat ini adalah kapan AHY dilantik menjadi Menteri Pertanian menggantikan posisi Syahrul Yasin Limpo.Â
Kesiapan AHY untuk masuk ke lingkaran Kabinet Indonesia Maju merupakan sebuah gerakan pembaruan yang dialami Partai Demokrat setelah 10 tahun berada di luar pemerintahan.Â
Partai Demokrat tentu tidak mudah masuk begitu saja ke dalam markas besar politik Jokowi. Menerima tawaran Jokowi tentu perlu mengkalkulasi balas budi.Â
Putra sulung Jokowi Gibran Rakabuming Raka yang sekarang tengah diusung menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto adalah taruhannya. AHY ditarik ke dalam kursi kabinet agar Partai Demokrat bisa semakin solid mempromosikan Gibran ke bursa Pilpres 2024.Â
Politik balas budi akan terlihat saat AHY sudah menduduki kursi Kementan. Dengan kata lain, AHY dan Demokrat akan bekerja keras untuk memenangkan pasangan Prabowo-Gibran pasca diberi jatah kursi Kementan.
Politik Jokowi tentu tidak hanya berhenti di sistem tukar tambah. Slogan "ganti untung" bisa menjadi rujukan untuk lika-liku politik Jokowi. Dengan tameng kekuasaan yang mumpuni tanpa intervensi partai (PDI-P), Jokowi dengan bebas mengutak-atik posisi pengisi kursi kabinet.Â
Suara Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri tidak lagi menjadi jaminan untuk merestorasi pergerakan di lingkaran Istana.Â
Jika dulu Megawati Soekarnoputri berperan penting dalam membedah kursi di Istana, kini semua akses itu ditutup. Jokowi tak lagi merasa harus "kulo nuwun" sama Bu Mega. Jokowi justru kini berani membuat keputusan sendiri.Â
Bahkan, saat ini putra sulung Jokowi yang juga kader PDI-P, Gibran Rakabuming Raka berusaha lompat keluar dari kandang banteng menemui jagoan lain. Di sinilah kegaduhan politik itu benar-benar terjadi. Kekuatan Jokowi tidak bisa dianggap remeh.
Pelan-pelan para kritikus keras Istana kini diundang masuk. Satu per satu Istana "digerayangi" anggota baru dan mulai membuka planning baru menuju Pemilu 2024.Â
Kalimat "proficiat" tentu tengah ditunggu-tunggu. AHY akan masuk pelan-pelan ke kabinet dan mulai berinteraksi dengan Ketum Partai yang juga kebanyakan bermain di meja Kabinet Indonesia Maju.Â
Dalam refleksi saya, kehadiran Partai Demokrat di lingkaran Istana tentu menjadi sebuah catatan sejarah yang serius. Jika dilihat, sikap politik Demokrat pasca dikhianati Partai NasDem dan sekutu koalisinya tentu sangat berubah.Â
Masuknya AHY ke lingkaran kabinet Jokowi-Ma'ruf seakan-akan mampu mengobati rasa sesal dan pedih pasca dikianati teman koalisi.Â
Menarik Demokrat masuk ke Koalisi Indonesia Maju mendukung Prabowo Subianto adalah rangkaian politik balas budi. Demokrat bergabung, Demokrat dapat jatah. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H