Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Setelah Puan Bertemu Kaesang, PSI Menunggu Arahan Siapa

6 Oktober 2023   14:49 Diperbarui: 6 Oktober 2023   14:50 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipilih menjadi Ketua Umum PSI. Foto: https://jabar.antaranews.com/

Koalisi Indonesia Maju masih menunggu sikap tegas dari Prabowo Subianto terkait bacawapres yang akan diusung. Koalisi Perubahan, tentunya sudah mendengar arahan Ketum NasDem Surya Paloh terkait bacawapres yang diusung -- munculah nama Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai pendamping bacapres Anies Baswedan. Sedangkan PSI, masih tetap berpegang teguh pada arahan Presiden Jokowi. Pasca Ketum PSI Kaesang Pangarep bertemu Puan Maharani (PDI-P), apakah PSI masih menunggu arahan Jokowi? Atau definitif dan prerogatif tergantung sepenuhnya pada keputusan Ketum PSI Kaesang Pangarep? Di sinilah, posisi PSI ditunggu-tunggu.

Kelindan Gerak Politik PSI

Partai Solidaritas Indoensia (PSI) sejatinya tidak pernah berhenti membuat kejutan. Namanya juga partai anak muda, pasti banyak surprise. Labilnya sih aslinya. Diisi banyak anak muda, orientasi politik PSI juga a la anak muda. Dalam kamus anak muda, hal-hal yang sifatnya sistematis dan birokratis pasti tak terlalu menarik buat mereka. Anak muda, pasti gak suka hal-hal yang kaku, rigid, membosankan, tenang-tenang, apalagi yang berbau kurang gebyar. Ya begitulah anak muda dan PSI.

Dalam wilayah orientasi anak muda, PSI pun masih mencari bentuk yang pasti. Formasi kepengurusan partai dan pendidikan politik di dalam tubuh partai masih belum tersistematis. Namanya anak muda. Lalu, terkait dukungannya untuk kontetasi Pilpres 2024, posisi PSI juga masih belum jelas. Sebelumnya, PSI getol ikut hajatan politik yang dibuat Koalisi Indonesia Maju (KIM) besutan Prabowo Subianto. Bahkan, ketika Partai Demokrat menyambangi kediaman Prabowo di Hambalang, PSI juga terlihat hadir di sana. Sebagai partai anak muda, lagi-lagi PSI dimaklumkan. Selalu ada di mana-mana karena cekatan, sigap, dan kreatif. Kehadiran PSI di sejumlah kegiatan Koalisi Indonesia Maju (KIM) seolah-olah menjadi penanda bahwa arah dukungan PSI sudah jelas dan pasti mengarah ke sosok bacapres Prabowo Subianto. Dengan tajuk "Tegak Lurus dengan Jokowi," PSI berhasil membuka tabir kecurigaan publik terkait posisi Presiden Joko Widodo dalam bursa Pilpres 2024. Di sini, PSI jelas menunggu komando.

Arah dukungan PSI, memang masih mengambang. Secara fisik, PSI terlihat hadir terus-menerus di kandang Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan menempatkan bendera partainya sejajar dengan bendera partai koalisi lainnya di laboratorium meeting koalisi. Akan tetapi, sikap jelas dukungan PSI belum pasti bakal sesuai dengan keberadaan fisik mereka selama ini. Di dalam nadi PSI, menunggu arahan Presiden Jokowi adalah hal mutlak dan definitif. Apa yang disampaikan Jokowi nantinya, itulah yang menjadi syarat mutlak arah dukungan PSI. Ketika kendali kuasa berada di tangan satu orang, secara tidak langsung, asas demokrasi dan konsensus dalam rumah tangga partai tak terlalu dihidupkan. Suara masing-masing anggota terkait arah dukungan hanya dientukan oleh suara bulat Presiden Joko Widodo. Suara kader tak akan mengalahkan suara mutlak Jokowi. Makanya, sikap PSI tetap konsisten "menunggu arahan Jokowi."

Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipilih menjadi Ketua Umum PSI. Foto: https://jabar.antaranews.com/
Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipilih menjadi Ketua Umum PSI. Foto: https://jabar.antaranews.com/

Dukungan mutlak tentu akan ditunggu-tunggu oleh publik. Bisa saja, PSI hadir dalam rangkaian manuver politik Koalisi Indonesia Maju (KIM) secara fisik, tetapi secara hati nurani, bidikan mereka tetap ke kandang banteng mendukung Ganjar Pranowo. Pihak Prabowo Subianto dan tim koalisi tentu harus melihat dengan jelas sekaligus mengevaluasi langkah pasti PSI ke depan. Jangan sampai, menjelang H-1 pendaftaran di KPU, PSI langsung berbelok arah dan kembali ke kandang banteng. Kode-kode kembali ke pangkuan PDI-Perjuangan sejatinya sudah diperlihatkan Puan Maharani dan Ketum PSI Kaesang Pangarep di Menteng. Artinya, lobi-lobi politik bisa berubah dengan cepat, secepat watak labil anak muda.

Perjumpaan Puan sebagai perwakilan dari PDI-Perjuangan dan Kaesang sebagai utusan PSI bukanlah sebuah fenomena biasa. Pasalnya, pasca Kaesang diangkat menjadi Ketum PSI, PDI-Perjuangan langsung "legowo" dan menurunkan daya tawarnya. Posisi dominan dan watak PDI-Pejuangan yang suka gengsi justru terlihat kalem, welcome, dan mau menjemput partner politik. Artinya, PDI-Perjuangan yang direpresentasikan dengan sosok Puan Maharani sejatinya sudah mulai merasa bahwa ada kekuatan-kekuatan besar di balik manuver politik PSI. Naiknya Kaesang ke pucuk PSI adalah bagian dari "warning politic" yang pada dasarnya menunjukkan bahwa PSI mampu memberi daya gedor dalam kontestasi politik pada Pilpres 2024 mendatang. PSI merasa sikap apatis PDI-Perjuangan selama ini harus "digertak" dengan strategi politik yang baru. Penempatan Putra bungsu Presiden Joko Widodo di pucuk pimpinan PSI adalah penanda bahwa Jokowi mempunyai kendali besar dalam peta perpolitikan Tanah Air.

Perjumpaan Kaesang dan Puan tentunya bukan sekadar soal lobi-lobi politik menjelang pendaftaran. Ada poin besar yang hendak disodorkan PDI-Perjuangan melalui Puan. Poin besar ini tidak lain adalah upaya menarik pengaruh Kaesang dan PSI untuk menyatu di kandang banteng. Rupanya semenjak PSI di tangan putra bungsu Presiden Joko Widodo, agaknya memberi sinyal kental bahwa Jokowi punya andil besar atas PSI. Bahkan PSI sendiri mengklaim bahwa partainya belum bisa menentukan arah dukungan yang pasti karena harus menunggu arahan dari Jokowi. Kode-kode ini ditangkap PDI-Perjuangan sebagai sinyal pasti adanya dua kekuatan besar yang akan dipacu pada Pilpres 2024. Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto adalah dua kandidat yang sama-sama punya kedekatan dengan Jokowi. Terkait Ganjar, Jokowi lahir dari rumah yang sama dengan Ganjar, yakni PDI-P. Sedang Prabowo adalah Menteri pada Kabinet Jokowi, yakni Kabinet Indonesia Maju (KIM).


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun