Hemat saya, statement Yaqut justru memuat pesan edukatif bahwa massa atau masyarakat harus bijak dalam memilih pemimpin. Poin inti yang hendak dikedepankan Yaqut justru terkait bagaimana masyarakat menyaring janji-janji kandidat sekaligus melihat dengan jeli track record yang dibangun sebelum naik ke panggung Pilpres. Dari sisi pesan komunikator, Yaqut justru tidak membawa produk konten yang bertentangan dengan visi perdamaian yang didambakan Presiden terkait Pemilu 2024 yang kondusif.
Hal yang mungkin menjadi pemicu adalah kekuatan interpretasi khalayak. PKB sebagai audiens dan rumah formasi Yaqut justru merasa Yaqut memberi pesan yang berjenis kelamin "provokator."Â
Dalam hal ini, kita bisa memperlebar hermeneutika kecurigaan kita terhadap komunikator dan komunikan. Jika ditelisik dari aspek efek, Yaqut justru berhasil menyampaikan pesannya kepada masyarakat.Â
Statement Yaqut justru mendapat respon dari banyak kalangan dan mampu memberi kekuatan bagi Yaqut untuk memberi edukasi tambahan terkait upaya melawan politik identitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H