Langkah Demokrat tinggal sejengkal lagi untuk masuk ke dalam gerbang Koalisi Indonesia Maju (KIM). Ketum Golkar Airlangga Hartato memang sudah memberi isyarat terkait bergabungnya Partai Demokrat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).Â
Kode kesamaan identitas warna yang disampaikan Ketum Golkar Airlangga Hartato bisa ditebak jatuh pada Partai Demokrat. oal kapan bergabung secara pasti, hemat saya, bisa jadi hari ini.Â
Kejutan di hari Minggu mungkin menjadi momentum tersendiri bagi Koalisi Indonesia Maju (KIM) dalam berlayar. Dengan bergabungnya Partai Demokrat nanti, Koalisi gemuk Indonesia Maju menjadi semakin kuat secara elektoral.
Akhir-akhir ini, sorotan kamera publik tengah terarah pada Partai Demokrat. Partai yang menjadi kubu oposisi selama 10 tahun pemerintahan Jokowi ini, kini akhirnya mau menyatu dengan poros koalisi manapun.Â
Meski menyandang visi utama perubahan, Demokrat kini harus membuat pilihan menyatu. Pilihan menyatu merupakan rangkuman hasil refleksi Demokrat pasca dikhianati teman seperjuangan Anies Baswedan dan Partai NasDem.Â
Meski dikhianati Anies dan partai pengusung NasDem, postur Demokrat tetap kokoh untuk melaju. Bahkan, ambisi Demokrat untuk menjadikan Ketum Demokrat Agust Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai capres atau cawapres kini tak lagi mempunyai daya tawar.Â
Poros koalisi saat ini justru memberikan syarat sebaliknya bagi Demokrat jika hendak bergabung. Demokrat bahkan diminta agar tidak memaksa AHY menempati kursi bacawapres.Â
Syarat politis ini, toh memberikan peluang baru bagi Demokrat untuk diterima di poros koalisi manapun. Akan tetapi, peluang besar kini tertuju pada Koalisi Indonesia Maju (KIM). Sikap legowo KIM membuat Demokrat mau mengetuk pintu dan membuat keputusan untuk bergabung.
Opsi menolak Koalisi Perubahan seratus persen pasca dikhianati Anies dan NasDem tentu membuat kode capres "WO" bakal menjadi teman koalisi baru bagi Demokrat. Kode "WO" adalah sebutan untuk dua bacapres yang lagi beradu kekuatan saat ini, yakni Ganjar Prano-WO dan Prabo-WO Subianto.Â
Dua bacapres ini tentunya menjadi rumah kediaman Demokrat selanjutnya setelah selesai mendukung Anies Baswedan di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KKP). Opsi untuk memilih yang satu, bagi Demokrat sudah pasti menegasi yang lain.Â