Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jurus Prabowo Memaklumkan Politik Uang

14 September 2023   15:12 Diperbarui: 14 September 2023   15:24 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto dan ironi pemimpin yang menghalalkan politik uang (money politic). Foto: https://news.detik.com/

Gap antara yang miskin dan yang kaya justru dimulai dari praktik koruptif money politic. Praktik politik uang (money politic) juga menjadi wadah lahirnya pemimpin-pemimpin korup selama lima tahun ke depan. Perilaku pemimpin korup ini sangat berbahaya dan merusak keutuhan bangsa dan negara. Dalam hal ini, kekuasaan dan uang akan menjadi alat bagi para penguasa maupun elite politik untuk memeras rakyat dengan modus pengembalian modal saat menyuap di hari pemilihan.

Prabowo Subianto dan ironi pemimpin yang menghalalkan politik uang (money politic). Foto: https://news.detik.com/
Prabowo Subianto dan ironi pemimpin yang menghalalkan politik uang (money politic). Foto: https://news.detik.com/

Keempat, politik uang (money politic) sejatinya menyingkirkan peluang calon pemimpin yang capable untuk memimpin. Politik uang dalam ruang geraknya mampu mengeliminasi sosok pemimpin yang bijaksana, pro kepentingan rakyat, dan jujur dalam membangun bangsa dan negara. Mereka ini akan mudah disingkirkan oleh para pemimpin korup karena ketiadaan ongkos politik yang cukup untuk membeli kedaulatan rakyat sebagai konstituen. Sayangnya tak banyak kandidat pemimpin yang mau berlayar dengan modal kejujuran. Mirisnya juga, jika berlayar tanpa "sawer politic," calon-calon pemimpin yang demikian sangat mudah dieliminasi dari daftar minat masyarakat.

Inilah ironi politik uang di negeri ini. Jika tidak dipangkas dari sekarang, mau menunggu kapan lagi? Pemutusan lingkaran setan politik uang ini sejatinya dimulai dari pemimpin. Adanya kemauan masyarakat 'tuk menerima suap selama ini, pertama-tama datang dari pemimpin yang menawarkan. Jika pemimpin tak menawarkan saweran, masyarakat tak mungkin terlibat dalam arus panjang politik uang. Jadi, publik mengharapkan agar sosok pemimpin yang hendak berlayar di kontestasi Pilpres 2024 mendatang perlu menjadi contoh yang baik dalam menguburkan semangat politik uang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun