Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Absennya Sosok "Ketua" dalam Tubuh PDIP-Hanura

31 Agustus 2023   16:18 Diperbarui: 31 Agustus 2023   16:22 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wujud konsolidasi politik dari dukungan Hanura ke PDI-Perjuangan diberi nama kerja sama politik. Dalam dialog keduanya (PDI-Perjuangan dan Hanura), Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menggarisbawahi kata "kerja sama," bukan koalisi. Kata koalisi pada kenyataannya mengandung unsur komando, yakni tangan besi seorang pemimpin yang dijuluki ketua. Inilah yang diwaspadai Hanura melalui komunikasi verbal Oesman. Jadi, di antara kerja sama PDI-Perjuangan dan Hanura, benar-benar tak ada akronim ketua?

Pilihan politik Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) memang masih konsisten hingga saat ini. Sejak banyak partai membentuk koalisi partai, Hanura dengan semangat yang konsisten berusaha menepi dan menyatukan visi sejajar dengan PDI-Perjuangan. Menurut bakal calon presiden (bacapres) yang diusung PDI-Perjuangan Ganjar Pranowo, Hanura adalah partai pertama yang siap mendampingi dirinya menuju Pilpres 2024 pasca deklarasi dirinya 21 April 2023 silam. Pernyataan resmi bergabungnya Hanura mendampingi Ganjar, baru disampaikan Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) pada Senin (28/8/2023).

Dalam catatan Oesman, PDI-Perjuangan memiliki alur komunikasi yang sejajar dalam peta konsolidasi partai. Oesman mengapresiasi PDI-Perjuangan lantaran partai tersebut menempatkan semua partai pengusung secara sejajar. Nilai kesetaraan dan kesejajaran inilah yang membuat Hanura jatuh hati pada PDI-Perjuangan. Oesman juga menilai, di bawah kepemimpinan Ketum Megawati Soekarnoputri, PDI-Perjuangan tetap terbuka untuk berdiskusi, berbagi gagasan, dan "legowo" dalam menyambut setiap partai yang merapat. Tak ada yang dominasi dan menguasai peta kerja sama partai. Sikap inilah yang membuat atmosfer kolaborasi partai menjadi sangat adem.

Dalam dialog internal PDI-Perjuangan dan Hanura, poin utama yang dikedepankan adalah soal kerja sama. Kerja sama politik ini diyakini mampu memperkuat postur ganjar di ruang peta politik Tanah Air. Ketum Hanura Oesman Sapta Odang (OSO) menilai relasi PDI-Perjuangan dan Hanura diteken atas dasar kerja sama, bukan mekanisme koalisi. Pilihan kata Oesman, sejatinya hendak menunjukkan bahwa Hanura bukanlah partai biasa. Menurut Oesman, bentuk dukungan Hanura terhadap Ganjar Pranowo (PDI-Perjuangan) tidak berwujud koalisi. Kata koalisi menurutnya, justru mengarah pada mekanisme hierarkis politik, dimana seorang ketua (koalisi) menjadi penentu utama arah permainan politik. Pernyataan Oesman juga bisa dibaca dalam kerangka "alarm politik." Oesman sejatinya hendak menunjukkan bahwa PDI-Perjuangan tidak boleh berlaku "semau gue" meski bacapres yang diusung berasal dari rahimnya.

Kata "kerja sama" mengandung arti kebersamaan, seperasaan, satu hati, mengambil konsekuensi dan tanggung jawab secara bersama-sama. Ketika kata "kerja sama" ini dapat diaplikasikan dengan baik, goal-nya tidak hanya soal kemenangan Ganjar di kemudian hari, tetapi soal relasi politik jangka panjang. Kata "kerja sama" yang diulang-ulang Oesman hendak menunjukkan bahwa PDI-Perjuangan harus konsisten dalam membangun relasi dan kesepakatan politik. Mimpi-mimpi naik ke panggung kekuasaan, dalam hal ini, harus dikesampingkan terlebih dahulu. Dengan itu, term "koalisi" sejenak dieliminasi dari kamus PDI-Perjuangan dan Hanura. Jika kelak berganti nama menjadi koalisi, Hanura juga tetap berkewajiban untuk mengingatkan bahwa kerja sama menjadi prioritas.

Dalam kamus Oesman, kerja sama berarti sama-sama bekerja dan sama-sama sejajar membangun kekuatan politik. Kalimat Oesman, hemat saya merupakan bentuk "warning politic" kepada PDI-Perjuangan agar tidak dominan dalam membuat berbagai kebijakan terkait dukungan bacapres yang diusung, yakni Ganjar Pranowo. Porsi PDI-Perjuangan meski kuat dalam berbagai lini, harus tunduk sesaat di bawah rezim kerja sama. Meski terlihat sangat berkomitmen, bentuk kerja sama ini masih perlu dibuktikan konsistensinya ke depan. Ada ketakutan terbesar bahwa PDI-Perjuangan akan menahkodai kapal kerja sama mengingat bacapres yang diusung berasal dari kandangnya. Karena politik adalah seni dari segala kemungkinan (the art of the possibilities), narasi setara dan kerja sama politik harus tetap diawasi hingga pentas Pilpres 2024 usai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun