Selain, tiga hal yang menjadi poin reaksi spontan Budiman pasca pemecatan, ada satu pernyataan lagi yang bisa membuka ruang imajinasi kita. Kata Budiman merespon surat pemecatan dari PDI-P demikian: "Maybe, this is the end of story, but not the end of history."Â
Kata "story" dalam pendalaman saya justru mengarah pada seluruh fragemntasi cerita yang dialami Budiman selama berada di markas besar PDI-P. Fragementasi cerita ini bisa berkaitan dengan kekuasaan, perbedaan pandangan politik, friksi kebijakan politik, visi politik, maupun dilematis dramaturgi Pilpres 2024. Ketika Budiman dengan berani mendatangi rumah Prabowo dan naik ke panggung deklarasi Prabu bersama Prabowo, "the history" yang dimaksudkan Budiman justru telah dimulai. "History" itu muncul dengan wujud yang baru. Surat pemecatan Budiman adalah "the end of story," sedangkan deklarasi Prabu adalah "the history that will never end."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H