Mohon tunggu...
Kristianto Naku
Kristianto Naku Mohon Tunggu... Penulis - Analis

Mencurigai kemapanan

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kasak-Kusuk Golkar, Rumah Tangga Rusak

19 Agustus 2023   23:07 Diperbarui: 19 Agustus 2023   23:11 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketum Golkar Airlangga Hartarto dilapor ke Mahkamah Kode Etik. Sumber: https://aceh.tribunnews.com/.

Rumah tangga, seharusnya dijaga dari beragam isu miring yang kerapkali beredar di sekitarnya. Artinya, ketika sebuah tangga mengalami masalah, pertama-tama, permasalahan itu sejatinya diselesaikan secara internal-kekeluargaan. Artinya, jangan dibongkar keluar. Membongkar problem rumah tangga sendiri ke publik, justru memperlihatkan kemunduran rasa memiliki (sense of belonging) terhadap rumah tangga itu sendiri. 

Partai berlambang beringin (Golkar) akhir-akhir ini diwarnai beragam isu. Nama Ketua Umum (Ketum) Golkar Airlangga Hartarto bahkan menjadi bahan perbincangan hangat publik dan para pengamat, pasca Golkar secara tiba-tiba mendeklarasikan diri untuk mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Golkar, belakangan ini, seolah-olah tak pernah berhenti mencari-cari panggung politik. Saya menduga-duga, sepertinya di dalam dapur Golkar, masih ada bau-bau ketidakpuasan terhadap kepemimpinan Ketum Airlangga Hartarto. Kira-kira, ada apa dengan sosok Airlangga?

Sejak Juni 2023, upaya untuk melengser Airlangga Hartarto dari kursi katedra Golkar sudah ramai diperbincangkan di jagat maya. Banyak isu mengarah ke Airlangga lantaran Airlangga kurang memperlihatkan performa pasti menuju panggung Pilpres 2024. Padahal sejak rapat pimpinan nasional (Rapimnas) pada 22 Maret 2021, Airlangga seyogiyanya telah diberi mandat oleh Golkar untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2024 mendatang. Mandat ini pun diterima Airlangga sebagai ketum partai. Aksi kesetiaan dan kepatuhan Airlangga, akhirnya pelan-pelan mulai terlihat ketika peta koalisi mulai dibangun. Untuk menunjukkan keseriusannya, Airlangga dan PAN pun membentuk satu koalisi baru bernama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).

Pasca pendeklarasian KIB, Golkar melihat Airlangga lebih mendalam. Hadirnya KIB di peta koalisi menunjukkan bahwa Golkar siap menyiapkan amunisi untuk mencalonkan Airlangga. Boleh jadi Airlangga akan berpasangan dengan Zulkifli Hasan (PAN) atau siapa saja yang disepekati bersama menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Airlangga. Angin penguatan Airlangga pun terus dihembus. Potret keberhasilan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dikepalai Airlangga Hartarto juga dijadikan baliho untuk mempromosikan Airlangga di bursa capres. Akan tetapi, semua upaya ini justru tidak mendongkrak elektabilitas Airlangga di mata publik. Nama Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto, justru berada di puncak hasil survei calon pemimpin. Airlangga justru jauh dari radar survei.

Melebarnya jarak Airlangga dan tokoh-tokoh lain dari hasil survei justru membuat Golkar dan Airlangga secara pribadi merasa bahwa elektabilitas menjadi taruhan yang harus direfleksikan secara ulang. Pada Juni 2023, Golkar mendorong sekaligus mengingatkan Airlangga untuk sesegera mendeklarasikan pencalonan dirinya sebagai presiden. Golkar merasa dirinya kalah dari partai-partai pesaingnya. Golkar merasa jumlah kursi di parlemen sharusnya membuat dirinya kokoh berdiri untuk menyediakan satu kursi kompetisi menuju Pilpres 2024. Hal inilah yang didorong oleh para pakar Golkar agar Airlangga maju sebagai capres dari Golkar.

Meski didesak oleh berbagai pihak, Airlangga tetap berani membuat langkah-langkah yang baru. Airlangga justru melihat suatu visi yang lebih jauh, yakni Golkar yang lebih solid. Dengan visi yang jauh ke depan, Airlangga pun tidak terpengaruh oleh isu-isu miring tentang dirinya. Airlangga tahu bahwa ada sebagain orang yang dengan sengaja ingin mengkudeta dirinya dari jabatan ketua umum Partai Golkar. Airlangga juga tidak ingin masalah rumah tangga Golkar diumbar-umbar hingga ke publik. Respon tenang dan santai Airlangga saat ditanya awak media seakan-akan memberikan gambaran bahwa Golkar sedang baik-baik saja. Airlangga tak ingin citra rumah tangganya (Golkar) rusak hanya karena alibi 'tuk berkuasa." Untuk itu, setiap kali ditanya soal keadaan internal partai dan terkait kelompok yang mau mengkudetanya, Airlangga selalu menjawab: "Golkar tetap baik-baik saja."

Koordinator Tim Pemrakarsa Kebangkitan Partai Golkar Lawrence Siburian di DPP Partai Golkar justru melihat aksi Airlangga selama ini sebagai bentuk pelanggaran berat terhadap anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) Partai Golkar. Lawrence mengklaim bahwa Airlangga tidak mematuhi kesepakakan yang sudah dibicarakan dalam Rapimnas partai terkait pencalonannya. Lawrence juga menyatakan bahwa Airlangga melanggar konstitusi dan harus diproses. Akan tetapi, Lawrence sama sekali tidak melihat bagaimana efek berbahaya yang akan terjadi kepada Golkar pasca aksi koyak-koyak internal partai. Secara pintas, Golkar akan kehilangan wibawa dan elektabilitas. Elektabilitas Golkar bahkan akan menurun seiring berkembangnya berbagai masalah internal di dalam rumah tangga Golkar.

Hemat saya, tindakan-tindakan yang berujung pada "perusakan" nama baik partai menjelang Pilpres 2024 sebaiknya diminimalisir. Elektabilitas partai saat ini memang tengah didalami oleh masyarakat. Ruang gerak parpol yang merusak, pada kenyataannya akan digunakan oleh oknum-oknum tertentu untuk memperburuk citra dan membangun opini-opini yang memecah-belah. Golkar belakangan ini menjadi buah bibir warganet terkait isu internal partai. Jika memang isu yang tersebar tidak sesuai, Golkar perlu tegas memberikan klarifikasi secara publik.

Masalah-masalah internal yang muncul saat ini tentu membuat dapur formasi Golkar tidak stabil. Masalah yang muncul bahkan membusuk dari kepala hingga ke ekor secara perlahan. Fenomena seperti ini membuat masyarakat enggan untuk memilih dan tertarik untuk memberikan suara. Hemat saya, sbanyak rumah tangga partai emakin diutak-atik menjelang Pilpres 2024, semakin besar juga peluang rusaknya citra parpol di mata publik. Masyarakat akan menilai bahwa Golkar secara internal tidak mampu membangun rumah tangga yang solid dan harmonis. Rumah tangga yang harmonis justru bisa terbangun karena masing-masing anggota menahan diri untuk bertindak dan berkomunikasi di luar kesepakatan bersama. Inilah semangat harmoni kepartaian yang perlu diingat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun